Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Eagle High Plantations Tbk. memproduksi crude palm oil (CPO) sebesar 73.879 ton pada kuartal I/2020.
Jumlah itu turun tipis dibandingkan dengan realisasi kuartal I/2019 sebesar 74.717 ton. Berdasarkan data operasional perseroan rerata produksi CPO periode itu 24.906 ton per bulan, sedangkan periode tahun ini 24.626 ton.
Emiten berkode saham BWPT itu juga tercatat memproduksi palm kernel oil (PKO) sebesar 12.025 ton dengan rerata produksi mencapai 4.008 ton. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu terjadi peningkatan 8,05 persen dari posisi 11.129 ton dengan rerata 3.710 ton.
Adapun produksi tandan buah segar (TBS) selama triwulan pertama mencapai 331.552 ton dengan rerata 110.507 ton per bulan. Terjadi penurunan bila dibandingkan produksi tahun lalu yang menyentuh 359.96 ton dengan rerata per bulan 119.988 ton.
Perseroan mencatat rata-rata yield minyak dari TBS mencapai 4,7 persen pada kuartal I/2020. Khusus pada April, BWPT memproduksi 19.460 ton CPO dan 3.287 ton PKO serta 103.664 ton TBS dengan yield 4,3 persen.
Sementara itu untuk harga rerata CPO pada kuartal I/2020 mencapai Rp8.370 per kg naik 25,18 persen dibandingkan rerata tahun sebelumnya Rp6.686 per kg. Perseroan mencatat harga jual tertinggi pada Januari sebesar Rp9.195 per kg
Baca Juga
Harga jual untuk PKO produksi BWPT mencapai Rp4.686 per kg sedangkan tahun lalu Rp3.679. Perseroan mencatat harga jual tertinggi pada Januari sebesar Rp5.800 per kg.
Investor Relations Eagle High Plantations Sebastian Sharp mengungkapkan produksi kuartal II/2020 akan lebih besar dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Namun dia belum dapat memproyeksikan kinerja kuartal ini akan seperti apa.
“Terlalu awal untuk memperkirakan kinerja karena ini baru Mei. Biasanya produksi akan jauh lebih besar,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Meski demikian, dia meyakinkan perseroan dalam kondisi yang kuat dengan kinerja arus kas yang menyentuh Rp450 miliar dalam enam bulan terakhir. Selain itu perseroan juga menyiapkan langkah antisipasi covid19.
Dari sisi kinerja keuangan, Eagle High Plantation mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15,74 persen dengan penurunan rugi bersih.
Pada kuartal I/2020, emiten berkode saham BWPT itu mencatatkan pendapatan sebesar Rp738,42 miliar. Jumlah itu naik 15,74 persen dibandingkan dengan kuartal I/2018 Rp637,99 miliar.
Naiknya pendapatan tidak lepas dari pertumbuhan penjualan crude palm oil dari posisi Rp541,29 miliar menjadi Rp635,84 miliar. Selain itu, segmen minyak kernel menyumbang Rp60,05 miliar dan tandan buah segar Rp42,53 miliar.
Berdasarkan pelanggan, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) tercatat menjadi pembeli dengan jumlah terbesar Rp329,24 miliar atau 45 persen dari total pendapatan. Adapun pada periode tahun sebelumnya hanya 18 persen atau Rp112,25 miliar.
Selain itu, BWPT juga tercatat mengurangi 5,75 persen beban pokok dari posisi Rp632,55 miliar menjadi Rp596,16 miliar. Pos beban usaha perseroan juga turun 13,61 persen atau menjadi Rp93,53 miliar.
BWPT mendapatkan pemasukan lain dari pos pendapatan bunga sebesar Rp21,86 miliar. Hal ini membantu pengurangan rugi bersih 43,67 persen pada triwulan pertama.
Pada kuartal I/2020, rugi bersih BWPT tercatat Rp143,12 miliar turun dari posisi periode yang sama tahun lalu Rp254,09 miliar. Dengan begitu rugi bersih per saham juga turun dari posisi Rp8,06 menjadi Rp4,54.
Total liabilitas perseroan tercatat Rp11,28 triliun. Kewajiban jangka pendek mencapao Rp3,23 triliun dan jangka panjang Rp8,04 triliun. Adapun total aset BWPT mencapai Rp15,74 triliun dengan aset lancar Rp1,73 triliun dan aset tidak lancar Rp14,01 triliun.
Sepanjang kuartal I/2020, perseroan mendapatkan Rp197,54 miliar dari kas bersih untuk operasi dan mengeluarkan Rp4,33 miliar untuk investasi. Dengan begitu kas dan setara kas akhir periode tercatat Rp56,17 miliar.