Bisnis.com, JAKARTA - Emiten garmen PT Trisula International Tbk. berhasil membukukan pertumbuhan penjualan 6 persen secara year on year pada 2019 berkat aksi akuisisi saham entitas anak usaha PT Trisula Textile Industries Tbk. (BELL).
Direktur Utama Trisula International Santoso Widjojo mengatakan bahwa perseroan berhasil membukukan kinerja yang positif di tengah gejolak pasar yang terjadi pada tahun lalu.
Adanya konsolidasi dengan BELL, pangsa pasar TRIS tahun lalu menjadi lebih berimbang antara penjualan domestik dan ekspor, yaitu sebesar 51 persen penjualan di pasar domestik dan 49 persen lainnya di pasar ekspor.
“Kami bersyukur pada 2019 telah menuntaskan rights issue dan akuisisi PT Trisula Textile Industries Tbk. (BELL), sehingga bisa segera mewujudkan konsolidasi dan sinergi di Trisula Group pada masa yang akan datang,” ujar Santoso seperti dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (9/5/2020).
Dalam laporan keuangannya, emiten berkode saham TRIS itu membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,48 triliun pada 2019, lebih tinggi 6 persen daripada perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp1,4 triliun.
Sejalan dengan kenaikan itu, beban pokok penjualan perseroan pada 2019 juga megalami kenaikan sebesar 7 persen dibandingkan beban pokok penjualan tahun 2018. Namun, perseroan masih dapat membukukan laba bruto sebesar Rp348,66 miliar, tumbuh 2,4 persen bila dibandingkan dengan 2018.
Selain itu, pengelolaan biaya (cost control) yang dilakukan sepanjang 2019 mengakibatkan beban usaha TRIS hanya naik 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya sehingga laba usaha dapat naik sebesar 5,6 persen.
Kendati demikian, adanya beban pajak tangguhan pada 2019, serta adanya efek penyesuaian performa atas laba neto tahun-tahun berjalan yang berasal dari transaksi akuisisi BELL, maka laba neto secara konsolidasi 2019 menurun sebesar 14,3 persen dibandingkan dengan 2018.
Adapun, Santoso mengatakan bahwa hasil konsolidasi BELL itu belum akan dapat dimanfaatkan secara maksimal pada tahun ini seiring dengan sentimen pandemi Covid-19 yang telah melemahkan prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan global.
Santoso mengaku perseroan sedang menganalisa ulang proyeksi tahun ini dengan mengkaji dampak pandemi tersebut terhadap kinerja perseroan.
“Sebagai integrated apparel provider kami akan terus mencari peluang dan memperluas pasar dalam negeri maupun luar negeri dengan fleksibilitas, kecepatan produksi, dan kualitas tinggi. Serta berupaya mengembangkan produk kami untuk lebih kompetitif sebagai produsen garmen internasional,” kata dia.
Di sisi lain, menanggapi dan memenuhi permintaan pasar di tengah pandemi, TRIS dan entitas Anak telah memproduksi dan memasarkan produk APD baju hazmat dan masker non medis sejak awal April. Kedua produk ini dibuat menggunakan bahan kain woven polyester yang merupakan hasil produksi BELL.
Sementara itu, APD baju hazmat dan masker non medis tersebut dijahit dan diproduksi oleh PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing dan PT Trimas Sarana Garment Industry yang merupakan anak usaha dari TRIS.