Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Variatif, IHSG Melemah Tipis ke Dasar Level 4.600

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah dan mendarat di dasar level 4.600 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (6/5/2020).
Pengunjung melintas didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung melintas didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah dan mendarat di dasar level 4.600 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (6/5/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 4.600,9 dengan pelemahan 29,23 poin atau 0,63 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (5/4/2020), IHSG berhasil rebound ke zona hijau dan ditutup di level 4.630,13 dengan penguatan 0,53 persen atau 24,65 poin.

Sebelum tergelincir, indeks sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik tipis 0,08 persen atau 3,53 poin ke level 4.633,66 pada Rabu (6/5). Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.597,75 – 4.647,52.

Sebanyak 7 dari 10 sektor dalam IHSG menetap di zona merah, dipimpin industri dasar (-2,75 persen) dan infrastruktur (-1,49 persen). Tiga sektor lainnya menetap di wilayah positif, dipimpin pertambangan (+0,5 persen).

Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi IHSG akan naik terbatas pada perdagangan hari ini setelah bursa saham AS ditutup menguat pada perdagangan Selasa (5/5).

Namun penguatan tertahan dengan adanya beberapa sentimen negatif. Salah satunya adalah komentar Vice Chairman The Fed Richard Clarida yang mengungkapkan bahwa ekonomi AS kemungkinan memerlukan dukungan fiskal dan moneter tambahan.

Selain itu, sektor jasa AS terkontraksi dengan indeks ISM non-manufaktur bulan April sebesar 41,8, terendah sejak 2019, dibanding Maret yang masih berada di level 52,5.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal I/ 2020 tumbuh melambat sebesar 2,97 persen (year on year) atau di bawah estimasi ekonom Samuel Sekuritas untuk perteumbuhan 3,5 persen.

Indeks saham lainnya di Asia bergerak variatif siang ini. Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China naik tipis 0,08 persen dan 0,01 persen, Hang Seng Hong Kong menguat 0,66 persen, dan Kospi Korea Selatan naik tajam 1,35 persen.

Sebaliknya, indeks Taiex Taiwan turun 0,05 persen dan indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,54 persen.

Secara keseluruhan, pasar berjuang untuk menentukan arahnya setelah ekuitas global mampu rebound bulan lalu dan menguat lebih dari 25 persen di atas posisi terendah pada Maret.

“Ini benar-benar tergantung pada apa yang terjadi sehubungan dengan laju infeksi [virus corona] dan apakah ada yang disebut gelombang kedua,” ujar Andrew Wilson, chairman of global fixed income di Goldman Sachs Asset Management, seperti dilansir melalui Bloomberg.

“Jadi saat lockdown dilonggarkan, masih ada risiko yang tentu saja mendorong untuk memperketat kontrol. Itu sebabnya pemerintah negara-negara di seluruh dunia akan relatif berhati-hati tentang bagaimana mereka mengendurkan lockdown,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper