Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. langsung melesat di awal perdagangan Rabu (6/5/2020). Kenaikan saham tak terpaut jauh dari pengumuman perseroan terkait pinjaman jumbo dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham Garuda Indonesia langsung menguat 3,03 persen ke posisi 204 lima menit setelah perdagangan dibuka. Saham Garuda ditransaksikan sebanyak 611 kali dengan volume 9,12 juta lembar.
Dalam sepekan terakhir, harga saham Garuda Indonesia telah naik 10,87 persen. Adapun dalam periode tahun berjalan, saham perusahaan penerbangan milik negara itu terkoreksi hampir 60 persen.
Sebelumya, pada Selasa (5/5/2020) malam, manajemen Garuda Indonesia mengumumkan transaksi pinjaman senilai lebih dari Rp5 triliun. Pinjaman berasal dari bank milik negara, Bank BRI.
Perjanjian pinjaman tersebut ditekan pada 30 April 2020 lalu. Ada tiga jenis fasilitas yang diberikan BRI kepada Garuda Indonesia.
Pertama, BRI memberikan fasilitas pinjaman jangka pendek sebanyak-banyaknya US$50 juta dolar AS atau setara Rp754 miliar (Kurs Rp15.088).
Kedua, Garuda Indonesia mendapat fasilitas penangguhan jaminan impor, fasilitas modal kerja impor, dan fasilitas jangka pendek kedua dengan jangka waktu 30 April 2020 hingga 21 Desember 2020.
Fasilitas ini memiliki limit sebanyak Rp2 triliun, termasuk Rp1 triliun yang bisa digunakan oleh PT Citilink Indonesia, anak usaha Garuda.
Ketiga, emiten bersandi saham GIAA itu juga mendapat fasilitas bank garansi atau stand by letter of credit sebesar US$200 juta dolar AS atau setara Rp3,01 triliun. Untuk diketahui, fasilitas ini diberikan dalam denominasi rupiah yang nilainya setara US$200 juta dolar AS.
Direktur Keuangan Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan pinjaman dari BRI digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha untuk menjaga kelancaran penyediaan jasa dan operasional penerbangan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
"Pandemi telah berpengaruh terhadap penutupan rute penerbangan dan penurunan permintaan pasar penerbangan seiring dengan anjuran kewaspadaan dari berbagai negara untuk membatasi bepergian," tulisnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.