Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melesu Setelah Rilis Data PDB Kuartal I/2020

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memangkas sebagian besar kenaikannya pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (5/5/2020), pascarilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memangkas sebagian besar kenaikannya pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (5/5/2020), pascarilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 4.617,19 dengan kenaikan hanya 11,7 poin atau 0,25 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Indeks bergerak di kisaran 4.605,48 - 4.667,78.

Pada perdagangan Senin (4/4/2020), IHSG tertekan dan ditutup di level 4.605,49 dengan penurunan tajam sebesar 2,35 persen atau 110,92 poin.

Indeks mencoba bangkit dari pelemahannya dengan dibuka menanjak 0,6 persen atau 27,76 poin ke level 4.633,25 pada Selasa (5/5), bahkan terpantau sempat menguat lebih dari 1 persen. Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.605,49 – 4.667,79.

Sebanyak 7 dari 10 sektor dalam IHSG menetap di zona hijau, dipimpin pertanian (+1,13 persen) dan industri dasar (+1,01 persen). Tiga sektor lainnya menetap di wilayah negatif, dipimpin aneka industri (-0,2 persen).

Adapun, sebanyak 180 saham menguat, 169 saham melemah, dan 153 saham stagnan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal I/ 2020 tumbuh melambat sebesar 2,97 persen (year on year).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan secara kuartalan atau dibandingkan dengan kuartal IV/2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 2,41 persen.

"Pergerakan PDB qtq triwulan I/2020 dialami negara-negara lain yang perlambatan yang cukup dalam. Triwulan I/2019 masih tumbuh 5,07 persen, sekarang pertumbuhan 2,97 persen," ujarnya, Selasa (5/52020).

Perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak hanya dialami oleh Indonesia. Menurut Suhariyanto, sejumlah negara mengalami kontraksi ekonomi akibat menerapkan kebijakan lockdown, kebijakan yang ditempuh untuk membendung penyebaran virus corona.

Contohnya, China terkontraksi 6,8 persen pada kuartal I/2020. Padahal, negara tujuan utama ekspor Indonesia masih tumbuh 6,4 persen pada kuartal I/2019.

Selain IHSG, beberapa indeks saham di Asia mampu bergerak di zona hijau, antara lain Hang Seng Hong Kong (+0,54 persen), S&P BSE Sensex India (+0,79 persen), Taiex Taiwan (+0,45 persen), dan S&P ASX/200 Australia (+1,27 persen).

Pasar ekuitas kemungkinan akan tetap menghadapi tekanan di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China serta ketidakpastian atas dampak dibukanya kembali aktivitas perekonomian oleh beberapa negara bagian AS.

Investor mencermati kekhawatiran gelombang kedua kasus infeksi virus corona dan rangkaian data ekonomi yang buruk berikut berbagai upaya oleh banyak negara untuk mulai mengendurkan pembatasan-pembatasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper