Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) mencatatkan laba bersih sebesar Rp100,97 miliar sepanjang 2019.
Berdasarkan laporan keuangan, AGII mencatatkan laba bersih Rp100,97 miliar naik 1,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp99,73 miliar. Dengan begitu laba per saham juga ikut naik 1,2 persen ke posisi Rp32,93.
Naiknya laba bersih tidak luput dari pertumbuhan pendapatan sebesar 6,3 persen menjadi Rp2,20 triliun pada 2019 dari tahun sebelumnya Rp2,07 triliun.
Dengan demikian marjin laba yang dihasilkan oleh AGII mencapai 4,6 persen turun tipis dari realisasi tahun sebelumnya 4,8 persen.
Presiden Direktur Aneka Gas Industri Rachmat Harsono mengatakan perseroan telah bekerja keras dan terus mengembangkan bisnis dan mempertahankan keunggulan sebagai pemimpin pasar untuk mencapai hasil tersebut.
"Dari 2017, pertumbuhan perusahaan per kuartal rata-rata 2 kali pertumbuhan PDB. Kami melihat pertumbuhan yang baik dari segmen-segmen seperti sektor kesehatan, Consumer Goods, dan manufaktur Lainnya, meskipun perlambatan pertumbuhan PDB yang terjadi di kuartal IV/2019 juga mempengaruhi bisnis kami," katanya dalam siaran resmi pada Selasa (5/5/2020).
Baca Juga
Rachmat menambahkan jaringan yang berskala nasional, operasi yang efisien dan terintegrasi, serta mekanisme harga pass-through membantu menghasilkan marjin EBITDA dan laba bersih yang cukup stabil yaitu masing-masing sebesar 31,1 persen dan 4,6 persen terhadap penjualan pada 2019.
Menurutnya perseroan juga telah menjaga rasio liabilitas terhadap ekuitas pada 2019 sebesar 1,13 kali sesuai dengan komitmen manajemen.
"Kami akan terus mengusahakan strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan efisiensi, dan menjaga daya saing perusahaan dalam kondisi ekonomi yang berbeda-beda," katanya.
Selain itu, EBITDA AGII tumbuh 5,8 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 685,49 miliar pada 2019. Hal ini sebut Rachmat didukung oleh pertumbuhan dari sektor Kesehatan dan Manufaktur Lainnya, serta pengelolaan beban pokok dan beban operasional yang efisien.
Adapun, beban pokok menghabiskan Rp1,20 triliun atau naik 6,4 persen dari 2018. Sementara untuk beban umum dan beban penjualan masing-masing mengeluarkan Rp264 miliar dan Rp336 miliar.
"Secara keseluruhan, kami mampu untuk menangkap pertumbuhan dari sektor-sektor tertentu, menjaga efisiensi operasional, serta mengimplementasikan strategi harga yang tepat membantu kami dalam menjaga pertumbuhan dalam kondisi ekonomi yang berbeda-beda," katanya.
Rachmat perseroan akan memastikan ketersediaan gas medis yang saat ini dari sisi perusahaan aman dan cukup untuk melayani pelanggan. Untuk mengantisipasi perlambatan pertumbuhan dari sektor-sektor yang terkena dampak, AGII juga akan menjaga efisiensi operasional.
"Kami akan melayani kebutuhan gas dan menjaga keberlangsungan gas untuk sektor-sektor yang membutuhkan, termasuk diantaranya sektor kesehatan, makanan & minuman, energi, dan banyak lainnya," pungkasnya.