Bisnis.com, JAKARTA — Pencapaian emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. sepanjang kuartal pertama tahun ini disebut telah sesuai dengan rencana tiga tahunan perseroan. Emiten berkode ISAT ini juga bakal mempercepat penggelaran jaringan.
Pada Q1/2020, ISAT membukukan pendapatan Rp6.52 triliun, naik 7,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut utamanya ditopang oleh pendapatan dari segmen seluler yang tumbuh 10,57 persen.
Perseroan menyatakan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bisnis seluler terutama pendapatan dari data yang mengimbangi penurunan pendapatan telepon dan SMS.
President Director & CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al-Neama menilai perseroan telah menghasilkan kinerja yang kuat di awal tahun ini. Pun, dia menyebut pencapaian itu berada di posisi yang sesuai dengan rencana turn around 3 tahun perseroan.
“Kami berharap momentum positif ini akan terus berlanjut di triwulan yang akan datang,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Rabu (29/4/2020).
Ahmad mengatakan pihaknya telah mengambil langkah proaktif dan progresif untuk menghadapi situasi yang menantang akibat pandemi Covid-19 seperti saat ini, termasuk mempercepat rencana penggelaran jaringan.
“Hal tersebut untuk memastikan semua orang dapat tetap terhubung. Langkah-langkah juga telah diambil untuk mendukung kelangsungan bisnis pelanggan korporat kami,” tutur Ahmad tanpa memerinci lebih lanjut mengenai langkah tersebut.
Menurutnya, ISAT mendukung inisiatif pemerintah untuk menghadapi masa sulit. Dia menegaskan pihaknya tetap berkomitmen untuk mempercepat ekonomi digital Indonesia dengan memberikan dukungan untuk membantu negara.
“Kami salah satu perusahaan pertama yang menerapkan cara kerja virtual untuk karyawan guna memastikan kesehatan dan keselamatan mereka,” imbuhnya.
Sementara itu, meskipun mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan sepanjang Q1/2020, secara akumulasi ISAT masih merugi. Tercatat, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ISAT sebesar Rp563,81 miliar, naik 104,07 persen dibandingkan rugi tahun lalu yang sebesar Rp276,28 miliar.
Kerugian tersebut disebabkan oleh dampak penyesuaian organisasi dan rugi selisih kurs. Di awal tahun ini ISAT tercatat menggelontorkan Rp379,16 miliar untuk pesangon pemutusan kontrak kerja.
Selain itu, perseroan juga mengalami kerugian sebesar Rp705,9 miliar, naik sebesar Rp80,4 miliar atau 12,8 persen akibat kerugian selisih kurs akibat melemahnya nilai tukar rupiah dan meningkatnya biaya keuangan dari pinjaman dan liabilitas sewa.