Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Hari Terpuruk, Harga Emas Kembali Bangkit Menyentuh Level US$1.700

Harga emas berjangka untuk kontrak Juni 2020 kembali menyentuh level US$1.700 per ounce.
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka mencetak  rebound setelah terpuruk dalam tiga perdagangan terakhir. Kejatuhan harga minyak mentah Amerika Serikat ke rekor terendah telah memukul aset-aset berisiko dan mendorong investor beralih ke aset yang lebih aman. 

Kontrak emas untuk pengiriman Juni 2020 di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik 12,4 dolar AS atau 0,73 persen ke level US$1.711,2 per ounce.

Sebelumnya, harga emas berjangka telah mencetak koreksi tiga hari berturut-turut. Pada Jumat (17/4/2020), harga emas berjangka turun 1,9 persen. Dua hari sebelumnya harga juga merosot masing-masing 0,49 persen dan 1,62 persen.

"Emas naik karena taruhan bahwa (langkah-langkah) stimulus moneter global yang belum pernah terjadi sebelumnya akan naik dan setelah gejolak bersejarah dalam industri minyak mengingatkan semua orang bahwa kita jauh dari melihat kembalinya aktivitas ekonomi global yang normal," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA kepada Reuters seperti dilansir dari Antara.

Pasar saham global juga terpukul karena harga minyak mentah AS anjlok lebih dari 100 persen untuk pertama kalinya. Harga minyak telah tertekan selama berminggu-minggu, karena wabah Virus Corona (Covid-19) memukul permintaan. 

Meskipun Arab Saudi dan sekutunya sepakat, lebih dari seminggu yang lalu,untuk memotong pasokan sebesar 9,7 juta barel per hari, hal itu tidak akan dengan cepat mengurangi kelebihan pasokan global.

“Sulit membayangkan bahwa aset-aset berisiko akan terus bersinar minggu ini dan itu akan memberikan dukungan yang kuat untuk emas. ... Jika emas terus bertahan di level 1.700 dolar AS pada akhir perdagangan hari ini, tes akhirnya 1.800 dolar AS dapat terjadi minggu ini," kata Moya seperti dilansir dari Antara, Selasa (21/4/2020). 

Laporan penghasilan dari banyak perusahaan besar AS akan dirilis minggu ini dan analis memperkirakan hasilnya tidak akan baik. Penguncian wilayah atau lockdown telah memperlambat banyak ekonomi dan banyak yang memperkirakan hasilnya akan menjadi yang terburuk sejak krisis keuangan global 2009.

Harga emas juga mendapat angin lebih lanjut karena laporan yang dirilis pada Senin (20/4/2020) oleh cabang Federal Reserve (Fed) Chicago yang menunjukkan indeks aktivitas nasionalnya di -4,19 pada Maret. Analis mencatat angka ini jauh lebih buruk daripada angka sebelumnya 0,06.

Namun, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,08 poin atau 0,08 persen ke level 99,86 pada pukul 17.50 GMT, menahan kenaikan emas lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper