Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terkait Mafia Alkes dan Obat, Ini Tanggapan Bos Holding BUMN Farmasi

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyatakan permasalahan tersebut hadir selama pandemi COVID-19 dikarenakan permintaan yang lebih tinggi daripada pasokannya.
Honesti Basyir/Antara
Honesti Basyir/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Holding BUMN Farmasi PT Biofarma (Persero) memberikan tanggapannya terkait isu mafia alat kesehatan dan obat-obatan.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyatakan permasalahan tersebut hadir selama pandemi COVID-19 dikarenakan permintaan yang lebih tinggi daripada pasokannya.

“Ada kelangkaan suplai apalagi juga proses ekspor impor tidak berjalan mulus karena masing-masing negara melakukan pembatasan,” ungkapnya saat menghadiri Rapat Dengan Pendapat dengan Komisi VI, DPR RI, Selasa (21/04/2020).

Meski begitu, Honesti meyakini BUMN farmasi tidak akan bertindak sebagai mafia alat kesehatan dan obat-obatan karena memiliki fungsi agent of development.

“Sebagai contoh masker, satu-satunya perusahaan yang masih menjaga harga masker pada harga yang sama adalah Kimia Farma, dan itu ada pembatasan,” tutur Honesti.

Sampai akhir Maret, lanjutnya, Kimia Farma masih menjual masker pada harga Rp2.000 per lembar. Menjaga harga menurut Honesti adalah upaya agar masyarakat mendapat suplai masker yang cukup.

Namun, karena pihaknya hanya bertindak sebagai distributor dan bukan produsen, maka pihaknya berharap ada kepastian suplai dari prinsipal.

"Kita usahakan untuk melakukan deal langsung dengan pabrikan. Kita dibantu oleh teman-teman KBRI di China, India dan beberapa negara asal alkes berteknologi tinggi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN menjelaskan mengenai mafia pengadaan alat kesehatan dan bahan bakunya di Indonesia, seperti yang disinggung oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Para mafia itu disebut tidak memikirkan kemandirian industri nasional.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Erick Thohir melihat para mafia ini membuat orang-orang terlalu sibuk berdagang tanpa memikirkan membangun kemandirian industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri.

Dia melanjutkan upaya memberantas para mafia itu sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo dan dilakukan dengan membangun industri farmasi dalam negeri.

"Makanya Pak Jokowi memerintahkan Pak Erick untuk mempercepat proses penanganan masalah kesehatan, farmasi tepatnya," ucap Arya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper