Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham AS Bertumbangan di Tengah Ekonomi yang Suram

Bursa Wall Street Amerika Serikat mengakhiri pergerakan pada perdagangan Rabu (15/4/2020) di zona merah, akibat terbebani kekhawatiran investor atas dampak pandemi virus corona (Covid-19) pascarilis serangkaian data ekonomi yang mengecewakan.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Wall Street Amerika Serikat mengakhiri pergerakan pada perdagangan Rabu (15/4/2020) di zona merah, akibat terbebani kekhawatiran investor atas dampak pandemi virus corona (Covid-19) pascarilis serangkaian data ekonomi yang mengecewakan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup anjlok 2,20 persen ke level 2.783,36, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 1,86 persen ke posisi 23.504,35, dan indeks Nasdaq Composite melemah 1,44 persen ke level 8.393,18.

Saham finansial turun setelah portofolio investasi Goldman Sachs Group Inc. terpukul pandemi virus corona, sedangkan Bank of America Corp. dan Citigroup Inc. mengikuti jejak bank lain dalam menyisihkan miliaran dolar untuk mengatasi kerugian pinjaman.

Sementara itu, harga minyak jatuh ke level terendah dalam dua dekade akibat tertekan rekor penurunan permintaan untuk bahan bakar AS. Di tengah gejolak ini, pamor obligasi pun melonjak bersama dengan dolar AS.

Data Departemen Perdagangan AS yang dirilis pada Rabu (15/4) menunjukkan nilai penjualan ritel melorot 8,7 persen pada Maret 2020 dari bulan sebelumnya, rekor penurunan terbesar yang tercatat sejak tahun 1992.

Sebuah laporan terpisah pada Rabu (15/4) menunjukkan bahwa output pabrik di AS turun pada Maret, penurunan terbesar sejak tahun 1946.

Data lain menunjukkan manufaktur di Negara Bagian New York dan sentimen di antara kontraktor rumah di AS menyusut. Fakta-fakta tersebut menyoroti dampak parah dari penghentian aktivitas perekonomian yang dirancang untuk membendung penyebaran virus corona (Covid-19).

Mood pasar telah suram dalam sekejap mata,” ujar Mark McCormick, kepala strategi mata uang global di Toronto Dominion Bank, dikutip dari Bloomberg.

“Tidak mengherankan bagi kami bahwa pergerakan harga telah mulai menyadarkan realita baru kondisi saat ini yaitu data dan prospek laba buruk yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tambahnya.

Saham-saham AS telah melalui kelemahan terbesarnya relatif terhadap obligasi Treasury dalam beberapa dekade, menurut sebuah barometer yang dikutip oleh Talley Leger, ahli strategi investasi senior di Invesco US.

Indikatornya adalah rasio antara S&P 500 dan kebalikan dari imbal hasil Treasury 10-tahun, yang ia presentasikan dalam laporan April tentang pengukur pasar.

“Rasio itu dimulai bulan ini dengan ditutup di level terendah sejak 1983 setelah jatuh 85 persen dari level tertinggi pada Oktober 2018. Diperlukan rebound bagi saham untuk pulih,” tulis Leger.

Sejalan dengan bursa AS, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4 persen dan indeks Stoxx Europe 600 tersungkur 3,2 persen.

Pergerakan Bursa Wall Street 15 April

Indeks

Level

Perubahan (persen)

Dow Jones

23.504,35

-1,86

S&P 500

2.783,36

-2,20

Nasdaq

8.393,18

-1,44

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper