Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Negeri Mahabharata Melonjak di Tengah Lockdown Nasional

Bursa India melonjak pada perdagangan siang ini, Rabu (15/4/2020), menjelang rilis serangkaian laporan keuangan perusahaan di negara yang tengah menjalani lockdown tersebut.
Gedung National Stock Exchange (NSE) di Mumbai, India./nseindia.com
Gedung National Stock Exchange (NSE) di Mumbai, India./nseindia.com

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa India melonjak pada perdagangan siang ini, Rabu (15/4/2020), menjelang rilis serangkaian laporan keuangan yang dapat memberi petunjuk tentang prospek perusahaan-perusahaan di negara yang tengah menjalani lockdown tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham acuan S&P BSE Sensex melonjak 2,5 persen ke level 31.450,11 pukul 10.06 pagi waktu Mumbai. Indeks NSE Nifty 50 pun naik dengan besaran yang sama.

Seluruh sub-indeks sektor menguat, dipimpin indeks perusahaan bahan industri. Saham Reliance Industries Ltd. yang naik 3,1 persen menjadi pendorong terbesar untuk penguatan Sensex, sementara saham Sun Pharmaceutical Industries Ltd. membukukan kenaikan terbesar yakni 4,7 persen.

Pekan lalu indeks Sensex melonjak setelah laporan jumlah kasus baru virus corona (Covid-19) yang lebih sedikit di beberapa hotspot global. India saat ini telah mencatat 11.487 kasus infeksi, dengan 393 pasien di antaranya meninggal dunia.

Baik indeks S&P BSE Sensex dan NSE Nifty 50 telah rebound lebih dari 20 persen dari level terendahnya pada 23 Maret. Reli kenaikan ini dilihat sebagai kondisi bullish (technical bull market).

Musim laporan laba korporasi secara kuartalan di India dimulai pada hari ini. Perusahaan teknologi informasi Wipro Ltd. dijadwalkan akan merilis laporannya setelah perdagangan pasar.

Pada Selasa (14/4/2020), Perdana Menteri Narendra Modi memperpanjang lockdown nasional hingga 3 Mei di tengah upaya Negeri Hindustan membendung penyebaran virus corona di antara penduduknya yang berjumlah 1,3 miliar orang.

Menurut Bloomberg Economics, perpanjangan lockdown diperkirakan akan menyebabkan penurunan produk domestik bruto (PDB) sebesar 25 persen dari tahun sebelumnya untuk kuartal saat ini.

“Ada sejumlah sektor yang masih beroperasi selama periode lockdown,” ujar Sanjay Sinha, yang mengawasi investasi di Citrus Advisors, seperti dilansir dari Bloomberg.

“Yang penting adalah komentar manajemen tentang prospek bisnis mereka pada tahun fiskal 2021. Musim laporan laba juga memberi kesempatan untuk cek fakta mengenai asumsi penurunan aktivitas selama penutupan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper