Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pantang melemah dan berhasil memperpanjang reli penguatannya untuk pekan ketiga berturut-turut sepanjang perdagangan 6-9 April 2020.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip Bisnis.com, Senin (13/4/2020), IHSG menyentuh level 4.649,08 dengan kenaikan 0,55 persen pada penutupan perdagangan Kamis (9/4/2020) dari level penutupan perdagangan pekan sebelumnya.
Sepanjang perdagangan pekan yang berakhir pada Jumat (3/4/2020), IHSG mampu menyentuh level 4.623,43 dengan kenaikan tajam sebesar 1,71 persen.
"Memasuki April 2020, pandemi COVID-19 masih memberikan dampak yang fluktuatif bagi pasar modal Indonesia, tetapi terlepas dari situasi tersebut IHSG mengalami peningkatan pergerakan," jelas BEI melalui keterangan resminya.
Volume perdagangan saham sepanjang 6-9 April 2020 mencapai 32,39 miliar lembar saham, dengan nilai Rp29,96 triliun. Adapun nilai kapitalisasi pasar mencatatkan kenaikan sekitar 0,77 persen menjadi Rp5.382,73 triliun dari Rp5.341,13 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.
Sebanyak 8 dari 10 sektor pada indeks sektoral membukukan kinerja positif sepanjang pekan lalu, dipimpin pertanian (+6,26 persen) dan properti (+4 persen). Adapun sektor finansial dan infrastruktur masing-masing turun 0,41 persen dan 0,14 persen.
Baca Juga
Meski demikian, investor asing masih membukukan aksi jual bersih (net sell) senilai sekitar Rp1,86 triliun sepanjang pekan 6-9 April. Aksi beli saham tercatat hingga 3,65 miliar lembar senilai Rp9,31 triliun, sedangkan aksi jual investor asing mencapai 5,49 miliar lembar saham dengan nilai Rp11,17 triliun.
Tekanan aksi jual diperkirakan masih akan berlanjut saat investor mencermati imbas penerapan pembatasan sosial berskala besar serta kinerja emiten kuartal I/2020.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pasar cenderung bergerak fluktuatif pada pekan lalu. Ia memprediksi tekanan aksi jual masih akan terjadi pada pekan ini.
Menurutnya, fluktuasi IHSG masih tidak jauh berbeda dari pergerakan pekan lalu. Para pelaku pasar, tutur Reza, masih mencemaskan perihal penyebaran COVID-19.
“Pasar masih dalam kondisi bearish tetapi ketika ada berita positif menjadi alasan pasar untuk melakukan pembelian. Tetapi, ketika ada kenaikan pasar, tidak bertahan lama,” jelasnya kepada Bisnis.com.
Dia memperkirakan sentimen pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Jumat (10/4/2020) di Jakarta masih akan menjadi pertimbangan pasar.
Artinya, para investor masih akan melihat imbas pemberlakukan kebijakan itu apakah akan mampu semakin menekan penyebaran COVID-19 dan berdampak terhadap terhentinya aktivitas perekonomian.
Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama memprediksi IHSG akan melanjutkan tren penguatan atau bullish pada perdagangan pekan ini.
Secara teknis, paparnya, indeks tampak berpotensi untuk melanjutkan penguatannya dari penutupan perdagangan pekan lalu.
“Terlihat pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance,” ujar Nafan seperti dikutip dari keterangan resminya.
Kinerja IHSG secara mingguan | ||
---|---|---|
Periode | Level | Perubahan (persen) |
6-9 April | 4.649,08 | +0,55 |
30 Maret-3 April | 4.623,43 | +1,71 |
23-27 Maret | 4.545,57 | +8,36 |
Sumber: BEI