Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buyung Poetra Sembada (HOKI) Raup Omzet Rp1,65 Triliun, Tumbuh 15 Persen

Produsen beras dengan jenama Topi Koki tersebut berhasil meningkatkan penjualan 15,53 persen, dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp1,43 triliun.
Presiden Direktur Buyung Poetra Sembada Sukarto Bujung (kedua dari kanan) dalam public expose pada Senin (17/6/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi
Presiden Direktur Buyung Poetra Sembada Sukarto Bujung (kedua dari kanan) dalam public expose pada Senin (17/6/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten barang konsumsi PT Buyung Poetra Sembada Tbk. (HOKI) membukukan omzet Rp1,65 triliun sepanjang tahun 2019.

Dikutip dari publikasi laporan keuangan konsolidasiannya untuk tahun buku 2019 di harian Bisnis Indonesia, Senin (6/4/2020), produsen beras dengan jenama Topi Koki tersebut berhasil meningkatkan penjualan 15,53 persen, dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp1,43 triliun.

Meskipun beban pokok penjualan perseroan naik 14,99 persen menjadi Rp1,41 triliun disertai dengan beban umum dan administrasi yang ikut melonjak 30,3 persen menjadi Rp49,89 miliar, namun perseroan dapat menekan beban penjualan dan pemasaran hingga 11,73 persen menjadi Rp31,12 miliar pada tahun lalu.

Sehingga laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 15 persen dari posisi Rp90,20 miliar menjadi Rp103,72 miliar.

Dengan begitu, Buyung Poetra Sembada akan membagikan laba per saham atau earning per share menjadi Rp44 untuk tahun buku 2019, meningkat dari laba per saham tahun sebelumnya sebesar Rp38.

Baik total liabilitas dan ekuitas perseroan ikut meningkat masing-masing 5,84 persen menjadi Rp207,11 miliar dan 13,92 persen menjadi Rp641,57 miliar.

Bersaman dengan itu, total aset perseroan pun berubah menjadi Rp848,68 miliar, naik 11,84 persen dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp758,85 miliar.

Terakhir, perseroan berhasil membalikkan posisi minus dari pos kas, bank dan cerukan pada akhir tahun 2018 lalu sebesar Rp8,81 miliar menjadi Rp3,54 miliar pada tahun lalu diakibatkan oleh kenaikan neto kas dan bank sebesar Rp12,36 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper