Bisnis.com, JAKARTA – PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. memperkirakan dampak penyebaran virus corona di dalam negeri akan memukul kinerja pada tahun ini.
GM Corporate Communication Mitra Pinasthika Mustika Natalia Lusnita menjelaskan bahwa perseroan memperkirakan dampak dari pandemi tersebut akan menghantam perolehan laba apabila kondisi ekonomi memburuk.
“Secara konsolidasi, perseroan memperkirakan akan ada pengaruh atau dampak terhadap laba bersih perseroan sampai dengan semester II/20202, apabila kondisi perekonomian memburuk,” jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (31/3/2020).
Dia menjelaskan penyebaran wabah COVID-19 sejauh ini belum menunjukkan dampak terhadap kinerja perseroan. Distribusi dan penjualan sepeda motor secara ritel masih brjalan normal. Pasokan dari prinsipal juga belum menghadapi kendala.
Natalia mengatakan dampak negatif kemungkinan besar akan lebih cepat berimbas pada segmen rental. Hal ini disebabkan berkurangnya konsumen jangka pendek dari luar negeri, terutama dari China, Jepang, dan Korea Selatan.
Dalam kondisi yang lebih buruk, perlambatan atau bahkan penurunan ekonomi akan ikut menghantam segmen distribusi, ritel, dan aftermarket. Permintaan akan menurun seiring daya beli yang melemah, dan pasokan akan terhambat karena ketidakpastian tersebut.
Baca Juga
Perseroan mulanya menargetkan pendapatan meningkat 5—10 persen pada 2020. Di sisi lain, perseroan juga mengalokasikan belanja modal sebesar Rp600 miliar—Rp700 miliar, utamanya untuk peremajaan armada yang sudah berusia lebih dari 4—5 tahun.
Untuk mengantisipasi skenario buruk tersebut, perseroan akan melakukan efisiensi kegiatan operasional untuk bertahan. Dia menyatakan, perseroan juga membuka peluang terhadap penyesuaian target belanja modal maupun target kinerja pada tahun ini apabila kondisi ekonomi kian terpuruk.
Dalam kondisi ini, lanjutnya, perseroan akan memastikan arus kas perseroan tetap terhaga dengan baik serta mempersiapkan available funding untuk mengantisipasi kondisi yang lebih buruk di masa mendatang
“Dalam hal operasional, belum ada pengurangan maupun penghentian operasi dan kami terus mengumpulkan informasi mengenai situasi terkini, kondisi pasar dan perekonomian sambil terus melakukan efisiensi serta jika diperlukan tentunya akan meninjau kembali rencana-rencana ekspansi bisnis dengan memprioritaskan dan mengoptimalkan infrastruktur yang ada,” jelasnya.
KINERJA KEUANGAN
Mitra Pinasthika Mustika membukukan laba bersih sebesar Rp433,06 miliar yang ditopang oleh pertumbuhan pendapatan, efisiensi, dan perampingan struktur anak usaha.
Sepanjang 2019, emiten berkode saham MPMX tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp16,81 triliun, naik 5,82 persen secara tahunan. Kenaikan pendapatan diiringi dengan beban pokok sebesar Rp15,4 triliun, naik 4,48 persen.
Dari kinerja tersebut, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp1,41 triliun, tumbuh 22,88 persen secara tahunan. Adapun, perolehan laba neto dari operasi yang dilanjutkan mencapai Rp502,56 miliar, naik signifikan dari posisi pada 2018 sebesar Rp46,73 miliar.
Kinerja tersebut didukung oleh efisiensi beban perseroan yang cukup signifikan, khususnya pada beban keuangan. Emiten tersebut menurunkan beban keuangan dari Rp458,99 miliar pada 2018 menjadi Rp29,42 miliar.
Namun, perseroan harus menanggung rugi sekitar Rp36,32 miliar pada 2019 dari operasi yang dihentikan. Perseroan menghentikan kegiatan komersial lima anak usahanya pada 2019, di antaranya MPM Global dan MPM Excelsior.
Hal ini membuat perolehan laba bersih perseroan mencapai Rp433,06 miliar, turun 88,17 persen. Pada tahun sebelumnya perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp3,66 triliun.
Penurunan signifikan terjadi karena pada tahun sebelumnya perseroan mendapatkan keuntungan sebesar Rp3,65 triliun dari penjualan sejumlah anak usaha.
Penjualan PT Federal Karyatama atau Federal Oil menjadi penyumbang terbesar laba perseroan pada 2018. Perseroan juga menghentikan operasi komersial beberapa anak usaha lain, seperti MPM Auto dan MPM Log karena dinilai kurang menguntungkan.
Perseroan menyatakan laba bersih sebesar tersebut sebenarnya merupakan laba tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Dengan catatan, perhitungan laba tidak memasukkan keuntungan luar biasa dari divestasi bisnis pelumas yang dilakukan pada 2018.
CEO Mitra Pinasthika Mustika Suwito Mawarwati menjelaskan perolehan laba ini didorong oleh pertumbuhan laba dari anak perusahaan, penurunan biaya bunga, dan penghentian beberapa bisnis yang tidak menguntungkan.
Dia menjelaskan, lini bisnis segmen distribusi, ritel dan aftermarket, MPMulia seluruhnya membukukan pertumbuhan penjualan dan laba yang solid. Hal ini sejalan dengan langkah perseroan mempertahankan posisi pangsa pasar di Jawa Timur dan NTT.
Segmen tersebut menjadi penyumbang laba bersih terbesar pada tahun lalu, yakni senilai Rp387,07 miliar. Segmen lainnya dan eliminasi menyumbang laba Rp77,96 miliar dan Rp110,65 miliar. Adapun, segmen transportasi menyumbang Rp9,42 miliar.
Dia mengatakan bahwa perseroan pada tahun lalu berfokus untuk menata ulang portofolio bisnis lewat restrukturisasi dan perampingan bisnis yang tidak menguntungkan. Hal ini dinilai memberi kontribusi cukup besar dalam menggenjot profitabilitas perseroan.
“Ke depannya, untuk menjaga momentum ini, kami akan konsisten memastikan bahwa cost leadership, peningkatan produktivitas, dan pertumbuhan positif arus kas operasional diimplementasikan secara terus menerus dan berkelanjutan di seluruh lini bisnis Perseroan,” katanya melalui siaran pers, Selasa (31/3/2020).
Selain memperkuat lini bisnis yang ada, perseroan juga akan terus mencari peluang ekspansi usaha lewat merger dan akuisisi di industri transportasi. Perseroan juga menyatakan akan terus memberikan dividen kepada pemegang saham secara berkelanjutan.
Pada tahun lalu, perseroan membagikan dividen sebesar Rp480 per saham untuk tahun buku 2018. Pembagian dividen tersebut merupakan rekor tertinggi dalam sejarah MPM Group.