Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Reli, Bursa Saham Asia Diperkirakan Menguat Hari Ini

Bursa saham Asia diperkirakan menguat pada perdagangan Selasa (31/3/2020), mengikuti reli bursa saham Amerika Serikat, karena investor melihat secercah optimisme dalam upaya pengujian cepat virus corona (COVID-19).
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia diperkirakan menguat pada perdagangan Selasa (31/3/2020), mengikuti reli bursa saham Amerika Serikat, karena investor melihat secercah optimisme dalam upaya pengujian cepat virus corona (COVID-19).

Dilansir dari Bloomberg, kontrak berjangka di Bursa Jepang dan Hong Kong menguat pada hari perdagangan terakhir kuartal ini. Sementara itu, bursa indeks S&P 200/ASX Australia terpantau menguat 2,42 persen pada pukul 07.00 WIB.

Pada perdagangan kemarin, Senin (30/3), indeks S&P 500 berakhir melonjak 3,35 persen ke level 2.626,65, indeks Dow Jones Industrial Average naik tajam 3,19 persen ke posisi 22.327,48, dan indeks Nasdaq Composite ditutup melesat 3,62 persen ke level 7.774,15.

Sementara itu, harga minyak minyak WTI menguat 1,89 persen pada Selasa setelah turun ke level terendahnya sejak Maret 2002 meskipun Presiden Donald Trump berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai penurunan harga minyak.

Ekuitas global berada di jalur untuk melengkapi kuartal terburuk sejak kuartal IV/2008 karena investor bergulat dengan dampak ekonomi dari penyebaran COVID-19.

Sementara itu, Trump tidak mengindahkan saran dari dokter-dokter utama AS bahwa pembukaan kembali akses masuk ke AS dalam dua pekan berisiko mengakibatkan lonjakan korban jiwa akibat COVID-19.

Pelaku pasar terus mencari titik terang di tengah tekanan, seperti perusahaan perawatan kesehatan yang dapat menghasilkan produk yang membantu mencegah wabah.

“Kita akan terus melihat volatilitas. Kita akan melihat banyak pemberitaan dan beberapa di antaranya akan negatif. Bisa jadi soal kekhawatiran atas wabah ini atau mengenai neraca perusahaan. Tapi akan ada berita positif juga.,” tutur Fabiana Fedeli, kepala global ekuitas di Robeco, seperti dilansir Bloomberg.

Saham Johnson & Johnson melonjak setelah perusahaan mengatakan akan memulai upaya dengan pemerintah AS untuk membuat vaksin melawan virus dengan anggaran lebih dari US$ 1 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper