Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Tower Didirikan Wamenhan Wahyu Laba Rp819,45 miliar, Disumbang Telkomsel

Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menorehkan peningkatan laba bersih sebanyak 20,4 persen.
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk/Istimewa
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menorehkan peningkatan laba bersih sebanyak 20,4 persen. Pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan perusahaan

Tower Bersama (TBIG) merupakan emiten telekomunikasi yang didirikan oleh Sakti Wahyu Trenggono, saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan mendampingi Prabowo Subianto.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis pada Jumat (27/3/2020), emiten dengan ticker saham TBIG tersebut mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk senilai Rp819,45 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan /periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp680,58 miliar.

Tahun lalu, TBIG membukukan pendapatan Rp4,69 triliun. Dibandingkan periode sebelumnya senilai Rp4,31 triliun.

Kenaikan pendapatan ini terjadi karena peningkatan penerimaan dari pelanggan pihak ketiga, diantaranya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) yang menyumbang Rp2,01 triliun atau 42,78 persen dari total penerimaan. Naik dari periode 2018 sebanyak Rp1,93 triliun.

Persentase kenaikan terbesar disumbangkan oleh PT Hutchinson 3 Indonesia yang berkontribusi terhadap 11,21 persen dari total pendapatan TBIG atau Rp844,41 miliar. Angka ini melonjak dari kontribusi pada 2018 sebesar Rp387,91 miliar.

Sementara itu, kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi atau capital expenditure (capex) mengalami penurunan 7,7 persen dari Rp2,2 triliun pada 2018 menjadi senilai Rp2,03 triliun pada 2019.

Adapun laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa pada 2019 adalah sebesar Rp39,26 per saham, naik dari laba pada 2018 senilai Rp31,26.

Di sisi lain, TBIG berhasil mengurangi angka liabilitas jangka pendek perusahaan. Total liabilitas jangka pendek emiten pada 2019 berada di angka Rp4,51 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2018 senilai Rp6,42 triliun.

Penurunan tersebut disebabkan oleh pembayaran pinjaman jangka panjang dari pihak ketiga sebesar Rp3,26 triliun. Sejumlah pinjaman tersebut diantaranya adalah pinjaman sindikasi berupa fasilitas pinjaman sebesar US$1 miliar, dan dua Fasilitas Pinjaman Revolving masing-masing sebesar  US$200 juta dan US$375 juta.

Sementara pinjaman non sindikasi TBIG didapatkan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank UOB Indonesia, dan PT Bank Ina Perdana Tbk. Total liabilitas jangka panjang pada 2019 sebesar Rp20,83 triliun, atau naik dari total pada 2018 sebesar Rp19 triliun. Secara keseluruhan, total liabilitas TBIG adalah senilai Rp25,34 triliun, atau turun tipis dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp25,43 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper