Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Kembali ke Level US$1.600

Harga emas diproyeksi menuju level US$1.800 per troy ounce pada tahun ini, mengejar level tertinggi sejak 2011.
Warga menunjukkan emas batangan 25 gram sebelum dijual di Butik Emas Logam Mulia Antam, Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/1/2020)./ ANTARA - Raisan Al Farisi
Warga menunjukkan emas batangan 25 gram sebelum dijual di Butik Emas Logam Mulia Antam, Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/1/2020)./ ANTARA - Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA - Emas berhasil kembali ke level US$1.600 per troy ounce setelah The Fed secara mendadak mengumumkan stimulus untuk melindungi ekonomi AS dari paparan penyebaran virus corona atau COVID-19 sehingga mendorong dolar AS melemah.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (24/3/2020 hingga pukul 16.11 WIB, harga emas berjangka untuk kontrak Mei 2020 di bursa Comex bergerak menguat 3,09 persen ke level US$1.621,3 per troy ounce. Sementara itu, harga emas di pasar spot bergerak di level US$1.583,88 per troy ounce, naik 1,97 persen.

Adapun, penguatan tajam juga dialami oleh emas batangan dalam negeri cetakan PT Aneka Tambang Tbk. atau emas Antam. Logam mulia untuk cetakan 1 gram melonjak Rp28.000 per gram menjadi Rp919.000 per gram, level tertinggi emas Antam sepanjang sejarah.

Mengutip publikasi riset Goldman Sachs terbaru, emas sebagai aset safe haven tradisional tampak akan segera bangkit dari keterpurukannya selama dua pekan terakhir ketika investor terus memborong dolar AS karena menganggap greenback lebih aman dibandingkan dengan emas pada saat ini.

Stimulus terbaru The Fed akan membantu meringankan tekanan likuidasi aset-aset yang dilakukan investor untuk mencari uang tunai lebih banyak. Goldman menilai saat ini kepanikan investor mulai reda dan akan mendorong investor fokus untuk ekspansi neraca keuangannya ketimbang menutupi kerugiannya.

“Oleh karena itu, pasar emas sudah berbalik dari kondisi sebelumnya. Aksi beli untuk mengumpulkan aset aman tradisional ketika ancaman pelemahan ekonomi global akan mendominasi sentimen lagi dan masa likuidasi aset sudah mulai berakhir,” tulis analis Goldman Sachs termasuk Jeffrey Currie dan Mikhail Sprogis dalam publikasi risetnya, Selasa (24/3/2020). Sejalan dengan optimisme tersebut, Goldman Sachs pun kembali menargetkan emas untuk menuju level US$1.800 per troy ounce pada tahun ini, mengejar level tertingginya sejak 2011.

Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Andian mengatakan dalam publikasi risetnya bahwa langkah The Fed, walau tidak dapat menghentikan imbas negatif penyebaran wabah corona terhadap perekonomian tetapi berhasil mendapat tanggapan positif, dengan upaya membeli aset-aset yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS.

“Emas di pasar spot menguji level US$1.590 -US$1.600 per troy ounce bila sentimen pelemahan dolar AS pasca program quantitative easing berlanjut. Sebaliknya, jika turun di bawah level US$1.560 per troy ounce, berpeluang menguji support US$1.54,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper