Bisnis.com,JAKARTA— Saham emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex masih diperdagangkan dengan valuasi murah dan jauh di bawah dari harga penawaran umum perdana saham.
Emiten berkode saham SRIL itu kini tengah kebanjiran pesanan masker nonmedis yang dapat dicuci dan dipakai ulang. Produsen tekstil yang dikenal sebagai pengekspor seragam militer itu memproduksi masker nonmedis yang dibanderol seharga Rp5.500 per lembar.
Harga masker nonmedis yang dijual perseroan itu jauh lebih tinggi dari harga saham SRIL per lembar. Berdasarkan data Bloomberg, saham SRIL diperdagangkan menguat 11 poin atau 9,09 persen ke level Rp132 pada penutupan sesi pertama perdagangan, Senin (23/3/2020).
Sebagaimana dilansir Sritex, harga masker dibanderol Rp5.500 dengan pemesanan minimum 1.000 potong. Dengan kata lain, perlu dana Rp5,5 juta untuk memboyong masker tersebut. Bila digunakan untuk membeli saham Sritex saat ini seharga Rp132 per lembar, dana Rp5,5 juta akan setara 416 lot saham.
Dalam setahun terakhir, pergerakan saham SRIL memang tengah berada dalam tren negatif. Pasalnya, laju saham produsen tekstil itu ambles 61,63 persen.
Sepanjang periode itu, investor asing pun tercatat mencetak net sell atau jual bersih senilai Rp188,00 miliar. Total kapitalisasi pasar yang dimiliki SRIL senilai Rp2,70 triliun dan price earning ratio (PER) 1,97 kali hingga penutupan sesi pertama, Senin (23/3/2020).
Baca Juga
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai secara umum saham SRIL saat ini cukup menarik. Pasalnya, valuasi yang yang dimiliki terbilang murang dengan kapitalisasi pasar Rp2,6 triliun dan ekuitas US$583 juta atau sekitar Rp9 triliun.
“Artinya, price to book value (PBV) hanya 0,3 kali,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (23/3/2020).
Kendati demikian, dia juga menyebut SRIL memiliki utang yang cukup besar dalam dolar Amerika Serikat meski penerimaannya dalam mata uang yang sama. Menurutnya, para pelaku pasar saat ini sedang mengkhawatirkan ekspor perseroan sehingga cenderung wait and see.
“Tetapi hal bagus dari SRIL 95,4% customer dari SRIL itu loyal customer. Kalau dilihat dari earning growth SRIL juga membukukan laba yang bertumbuh dari tahun ke tahun [sejak 2012 sampai sekarang perusahaan membukukan CAGR laba sebesar 27 persen per tahun],” paparnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, SRIL mengantongi pertumbuhan penjualan 17,16 persen menjadi US$895,08 juta pada kuartal III/2019. Dari situ, laba bersih yang diamankan tumbuh 2,45 persen menjadi US$72,22 juta.
Penjualan SRIL ke Amerika Serikat dan Amerika Latin tercatat tumbuh paling tinggi sebesar 191,38 persen. Posisi selanjutnya ditempati oleh Uni Emirat Arab 179,13 persen dan Eropa 60,93 persen.