Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Amerika Serikat menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (20/3/2020), bersama dengan saham dan obligasi global, saat investor mencermati langkah-langkah pemerintah di penjuru dunia untuk membendung dampak pandemi virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Standard & Poor’s 500 terpantau naik tajam 1 persen atau 24,16 poin ke level 2.433,55 pada pukul 20.30 WIB.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,62 persen atau 124,96 poin ke level 20.212,15 dan indeks Nasdaq Composite menanjak 1,60 persen atau 114,55 poin ke posisi 7.265.13.
Ketiga indeks saham utama AS tersebut melanjutkan penguatannya setelah masing-masing berhasil rebound dan berakhir di zona hijau pada perdagangan Kamis (19/3/2020).
Pada Kamis, indeks S&P 500 ditutup naik 0,47 persen ke level 2.409,39, Dow Jones Industrial Average menanjak 0,95 persen menjadi 20.087,19, bahkan Nasdaq berakhir melonjak 2,30 persen ke level 7.150,58.
Nasdaq memimpin rebound di antara ketiga indeks saham utama AS tersebut menyusul aksi bargain hunting terhadap sejumlah saham teknologi.
Investor untuk sejenak rehat dari gelombang aksi jual akhir-akhir ini untuk mengevaluasi langkah-langkah kebijakan terkini yang diambil untuk melawan dampak ekonomi dari pandemi Corona.
Presiden Donald Trump berusaha meyakinkan kubu Republik bahwa ia bertujuan untuk membantu para pekerja melalui krisis, tidak hanya perusahaan. Hal ini menjadi prioritas yang membuat segalanya lebih mendesak setelah data menunjukkan klaim pengangguran AS lebih tinggi dari perkiraan.
Pergolakan di seluruh aset pun mereda meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan laju infeksi virus corona meningkat lebih cepat.
Hanya sekitar sehari setelah jumlah kasus corona secara global meningkat dua kali lipat menjadi 200.000 hingga Kamis (19/3/2020), perhitungannya sudah setengah perjalanan menuju angka 300.000.
“Kita sekarang mulai bersandar pada aset berisiko,” ujar Chad Morganlander, senior portfolio manager di Washington Crossing Advisors, kepada Bloomberg TV.
“Perhitungan [kasus corona] berpotensi agak lebih panjang dari apa yang dipikirkan pasar secara keseluruhan, jadi kita tidak akan bergerak seperti biasa selama tiga bulan ke depan, tetapi latar belakang kebijakan di seluruh dunia akan membantu melunakkan pukulannya,” jelas Morganlander.
Sejalan dengan bursa AS, obligasi Treasury naik dan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun bergerak menuju level penutupan terendahnya sejak Senin.
Sebaliknya, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama setelah mampu melonjak lebih dari 8 persen selama delapan sesi perdagangan sebelumnya.