Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Hanya IHSG, Mayoritas Bursa di Seluruh Dunia Juga Anjlok dan Alami Halting

Kekhawatiran pasar di seluruh dunia tampaknya meningkat setelah World Health Organization (WHO) mendeklarasikan penyebaran virus corona atau covid-19 sebagai pandemi.
Pengunjung menggunakan smarphone memotret layar monitor yang menampilkan pergerakan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (12/3/2020). Dalam perdagangan saham sesi, Kamis (12/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,748 pada pukul 15:33 WIB. Secara otomatis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia pun mengalami suspensi. Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone memotret layar monitor yang menampilkan pergerakan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (12/3/2020). Dalam perdagangan saham sesi, Kamis (12/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,748 pada pukul 15:33 WIB. Secara otomatis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia pun mengalami suspensi. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak sendiri menutup perdagangan kemarin, Kamis (12/3/2020), anjlok cukup dalam, sehingga terpaksa harus disuspensi sementara atau halt. Mayoritas bursa di dunia, bahkan Bursa Wallstreet menutup perdagangan cukup merana.

Kekhawatiran pasar di seluruh dunia tampaknya meningkat setelah World Health Organization (WHO) mendeklarasikan penyebaran virus corona atau covid-19 sebagai pandemi.

Apalagi ketika AS membatasi perjalanan dari Eropa yang menjadi sinyal kuat bahwa pandemi itu siap menghantam pertumbuhan ekonomi global. Mulai dari negara-negara di Asia Tenggara hingga Amerika Serikat, pasar modal kompak melemah bahkan beberapa bursa mengalami suspensi perdagangan sementara.

Berikut daftar bursa di dunia yang mengalami penurunan tajam dan sempat tersuspensi perdagangannya:

Di Asia Tenggara, pasar modal di Thailand yang bergantung pada pariwisata jatuh hampir 11 persen, menjadi penurunan harian terbesar sejak Desember 2006. Diikuti oleh bursa Filipina yang mengalami perdagangan terburuk sejak krisis keuangan 2008, merosot sebanyak 9,7 persen.

Selain itu, bursa saham Singapura turun 3,8 persen ke level terendah dalam lebih dari empat tahun, karena para ekonom memperkirakan bahwa ekonomi Negeri Singa itu akan menyusut tajam pada kuartal pertama.

Di Indonesia, IHSG turun 5,01 persen dan harus menutup perdagangan lebih awal karena terjadi halting 30 menit sebelum penutupan. IHSG telah merosot lebih dari 22 persen dari rekor puncak yang disentuh pada 15 Januari, bahkan ketika pemerintah mengumumkan langkah-langkah keringanan pajak untuk manufaktur.

Adapun, bursa Vietnam juga melemah 5,19 persen dan telah masuk ke area bearish.

Sementara itu, di negara Asia lainnya, indeks Topix berakhir dengan penurunan tajam 4,13 persen. Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 juga ditutup dengan kemerosotan 4,41 persen.

Di Amerika, Indeks S&P 500 turun sebesar 9,5 persen, sedangkan Dow Jones Industrial Average merosot 10 persen dan sempat mengalami halting pada pertengahan perdagangan. Bursa Brasil juga melemah 15 persen dan indeks utama Kanada, indeks S&P/TSX Composite, mencatatkan penurunan terburuk sejak 1940, yaitu melemah 12 persen.

Lalu, indeks stoxx Eropa 600 juga terkoreksi 11 persen dilanjut indek Asia Pasifik MSCI melemah 5,4 persen, indeks MSCI pasar berkembang turun 6,6 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper