Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikuti Langkah Saudi, Irak dan Kuwait Pangkas Harga Minyak

Dua anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), yakni Irak dan Kuwait ikut memotong harga minyak mentah untuk penjualan April, mengikuti langkah Arab Saudi.
Bendera Iran berkibar di lapangan minyak Soroush di Teluk Persia, Iran, Senin (25/7/2005),/Reuters-Raheb Homavandi
Bendera Iran berkibar di lapangan minyak Soroush di Teluk Persia, Iran, Senin (25/7/2005),/Reuters-Raheb Homavandi

Bisnis.com, JAKARTA - Dua anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), Irak dan Kuwait, ikut memotong harga minyak mentah untuk penjualan April, mengikuti langkah Arab Saudi. Uni Emirat Arab juga melakukan pemangkasan harga kendati tidak signifikan jika dibandingkan dengan Arab Saudi.

Dilansir Bloomberg, Rabu (11/3/2020), berdasarkan pengumuman resmi, Irak memangkas harga jual resmi sebesar US $5 per barel untuk minyak mentah Basrah Light yang dijual ke Asia untuk pengiriman April. Angka itu berada di bawah diskon US $6 per barel untuk minyak kelas Arab Medium yang sebanding dengan produk Aramco. Selain itu, Kuwait juga mengurangi harga jualnya ke pelanggan Asia sama seperti Saudi.

Pemerintah Arab Saudi sebelumnya mendiskon harga minyak mentah dunia sebesar 30 persen menjadi US $31,02 per barel menyusul gagalnya pembicaraan dengan Rusia di forum OPEC+.

Sedangkan Uni Emirat Arab, satu-satunya produsen utama yang masih menetapkan harga berlaku surut, menurunkan biaya four grade-nya untuk penjualan Februari sebesar US $1,63 per barel dari Januari 2020. Namun, patokan minyak mentah Murban dijual dengan pemangkasan lebih dalam di pasar spot. Ketiga produsen mengirimkan sebagian besar ekspornya ke Asia.

Awal pekan ini, diketahui harga minyak mentah anjlok ke angka US $30 per barrel dan menyebabkan pergolakan di luar pasar karena perang harga antara Arab Saudi dan Rusia mengancam anggaran di negara-negara produsen. Selain itu, perkembangan ini juga menekan nilai pasar perusahaan-perusahaan energi.

Perusahaan minyak pelat merah Arab Saudi, Aramco, yang merupakan pengekspor minyak terbesar di dunia merupakan yang pertama memangkas harga minyak mentah. Aramco juga menyatakan akan membanjiri pasar dengan seperempat lebih banyak minyak pada bulan depan.

Sedangkan Irak secara luas menyesuaikan harga dengan cara yang mirip Arab Saudi. Dengan tidak menetapkan harga minyak semurah Aramco, Irak dapat menenangkan kemelut antara Arab Saudi dan Rusia. Irak berusaha untuk menjembatani sudut pandang produsen minyak guna mencapai kesepakatan untuk menstabilkan dan menyeimbangkan kembali pasar.

"Setiap perang harga untuk mendapatkan pangsa pasar terbesar tidak melayani kepentingan negara-negara produsen," kata juru bicara Kementerian Perminyakan Irak Asim Jihad, dilansir Bloomberg, Rabu (11/3/2020).

Menurut seorang sumber, perusahaan minyak milik Irak, State Organization for Marketing of Oil (SOMO), berencana untuk meningkatkan ekspor pada April. Pengiriman dari pelabuhan di Basra dan pengapalan minyak oleh SOMO melalui pipa yang melewati Turki akan naik dari 3,6 juta menjadi 3,7 juta barel per hari. SOMO menjual 3,44 juta barel setiap hari pada Maret.

Sementara itu, Kuwait menetapkan official selling price (OSP) minyak mentah April bagi pelanggan Asia dengan potongan US $4,65 per barel untuk patokan regional. Harga itu 60 sen lebih rendah dari Arab Medium Aramco dan US $1,45 di bawah Basrah Light Irak. Sedangkan ekspor Kuwait ke Eropa Barat Laut mencatatkan rekor terendah potongan harga senilai US $12,60.

Di sisi lain, Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc) menyatakan pihaknya selalu menetapkan harga retroaktif yang wajar dan konsisten dengan kondisi pasar. Perusahaan minyak milik negara itu kemungkinan akan mengubah metode penetapan harganya ketika memperkenalkan Murban berjangka pada akhir tahun ini.

Minyak mentah Murban yang akan dimuat pada Mei diperdagangkan pada harga diskon yang lebih besar di pasar spot, sebesar US $2,10 per barel pada perdagangan kargo, dibandingkan dengan US $1,20 bulan lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper