Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis.com, JAKARTA - PT Duta Intidaya Tbk. (DAYA), pengelola jaringan gerai Watson menyatakan belum ada eskalasi permintaan terhadap produk masker maupun produk antiseptik pasca pengumuman kasus pertama virus corona di Indonesia.
Business Development Director & Head of eCommerce Watsons Indonesia, Sukarnen Suwanto mengatakan tidak ada perkembangan yang sangat signifikan dari permintaan masyarakat akan produk kesehatan di gerai Watsons sehingga mengharuskan pihaknya menambah persediaan.
"Kalau dilihat dari toko kami, tidak ada masker yang disediakan sampai banyak. Semua berjalan normal," ujarnya kepada Bisnis, Senin (2/3/2020).
Dia mengimbuhkan, perseroan tidak memiliki strategi khusus selain menunggu perkembangan dan arahan lebih lanjut dari pemerintah. Sejauh ini, emiten bersandi saham DAYA itu juga tidak menaikkan harga maupun membatasi pembelian produk kesehatan oleh masyarakat.
"Kami belum berani memberikan statement karena mungkin hal ini akan menimbulkan kepanikan. Kita harus bisa mengantisipasi dan menunggu perkembangan lebih lanjut untuk bisa melihat hal ini dalam jangka waktu yang panjang," terang Sukarnen.
Hingga akhir 2018, DAYA memiliki jaringan gerai Watson sebanyak 105 gerai, tersebar di 9 provinsi. Gerai Watson sebagian besar berlokasi di pusat perbelanjaan yang dikelilingi kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi.
Untuk diketahui, setelah dua warga negara Indonesia dinyatakan positif mengidap virus corona, terjadi aksi panic buying. Hal itu membuat stok masker dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) ludes diserbu masyarakat.
Berdasarkan penelusuran Bisnis di sejumlah ritel di Slipi Jaya, yakni Guardian, Hero, dan Century, stok masker dan hand sanitizer kosong. Masyarakat diminta untuk tidak panik dengan memborong barang-barang seperti masker, antiseptik, dan produk-produk lainnya.