Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profindo Sekuritas: IHSG Bisa ke 5.000 Karena Virus Corona

Pergerakan IHSG pada Jumat (28/2) akan sangat tergantung oleh penutupan indeks Dow Jones.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Profindo Sekuritas Indonesia Tbk. memperkirakan indeks harga saham gabungan atau IHSG bisa menembus level 5.000 bila kasus virus corona baru (Covid-19) tidak segera teratasi.

Analis Profindo Sekuritas Yuliana mengatakan IHSG kini tengah diperberat oleh sentimen global berupa penyebaran virus corona. Menurutnya, selama vaksin dari virus itu belum ditemukan laju indeks akan terus tersendat.

“Saat ini sentimen negatif lebih banyak dari luar yaitu virus corona yang menyebabkan kepanikan. Dari domestik seharusnya adalah langkah untuk menarik kepercayaan investor agar tetap bertahan di level 5.500,” ungkapnya pada Kamis (27/2/2020).

Yuliana mengatakan pergerakan IHSG pada Jumat (28/2) akan sangat tergantung oleh penutupan indeks Dow Jones. Menurutnya bila ada penguatan, akan ada kemungkinan IHSG bakal mengalami rebound. Namun, untuk sementara ini target IHSG masih bearish ke level 5.000.

IHSG hari ini turun 2,69 persen atau 153,23 poin menuju level 5.535,69. Ini menjadi level terendah sejak 16 Maret 2017 di posisi 5.518,24.

Sejalan dengan penurunan indeks, kapitalisasi pasar di BEI juga menurun Rp177,14 triliun menjadi Rp6.399,86 dibandingkan Rabu (26/2/2020) senilai Rp6.577 triliun. Padahal, sebelumnya kapitalisasi pasar juga berkurang Rp113,59 triliun.

Meski demikian, Yuliana mengatakan secara fundamental emiten-emiten besar sudah terbilang murah. Misalnya saja PT Astra International Tbk. (ASII) yang diperdagangkan pada level Rp5.950 per saham. Oleh sebab itu, ada peluang untuk menambah porsi kepemilikan pada emiten besar.

“Dari sisi domestik, fundamental emiten masih positif dan valuasinya banyak yang murah. Penurunan disebabkan ada ketakutan untuk membeli, sekarang masih menunggu karena takut ada koreksi lagi,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper