Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah Sejak Desember 2018

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2020 di bursa Nymex bergerak melemah 0,5 persen menjadi US$49,65 per barel.
Eksplorasi minyak di lepas pantai/Antara
Eksplorasi minyak di lepas pantai/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak terus melanjutkan pelemahannya, bergerak di bawah US$50 per barel di tengah kekhawatiran pasar terhadap virus corona baru atau Covid-19 yang menyebar cepat sehingga berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi global.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (26/2/2020) hingga pukul 15.39 WIB harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2020 di bursa Nymex bergerak melemah 0,5 persen menjadi US$49,65 per barel, level terendah sejak Desember 2018. Secara year to date, minyak terkoreksi 18,69 persen.

Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak April 2020 di bursa ICE bergerak melemah 0,48 persen menjadi US$49,66 per barel. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga telah menurun 18,67 persen.

Pasar minyak semakin terkapar di zona merah seiring dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS memperingatkan masyarakatnya untuk bersiap menghadapi wabah corona yang mungkin akan menyebabkan gangguan signifikan pada kehidupan sehari-harinya.

Peringatan itu datang setelah penyebaran virus di luar China semakin parah dengan Korea Selatan mengkonfirmasi sebanyak 1.100 kasus corona terjadi di Negeri Ginseng itu dan jumlah korban jiwa virus corona di Italia sudah mencapai 10 orang.

Kepala Strategi Pasar CMC Markets Sydney Michael McCarthy mengatakan bahwa trader kurang peduli tentang dampak permintaan minyak di pasar domestik AS, tetapi peringatan dari CDC sangat mempengaruhi psikologis trader.

“OPEC dan sekutunya mungkin sedang mempertimbangkan pengurangan produksi, meskipun mereka belum mengumumkan apapun, dan itu akan sangat penting bagi pasar minyak saat ini,” ujar Michael seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (26/2/2020).

OPEC dan sekutunya akan segera bertemu pada pekan depan dan Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa kelompok itu masih belum membuat keputusan apakah akan memperpanjang atau memodifikasi pengurangan produksi untuk menstabilkan harga.

Sementara itu, American Petroleum Institute melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 1,3 juta barel pada pekan lalu, menjadi kenaikan mingguan kelima berturut-turut jika angka-angka tersebut dikonfirmasi oleh laporan Administrasi Informasi Energi yang akan dirilis Rabu (26/2/2020) waktu AS.

Menurut jajak pendapat Bloomberg, persediaan AS diperkirakan naik 2,6 juta barel pada pekan lalu. Sentimen itu pun menambah katalis negatif harga minyak untuk terus terpapar di bawah level US$50 per barel.

PALING TERDAMPAK

Hasil gambar untuk minyak site:bisnis.com
Hasil gambar untuk minyak site:bisnis.com

Analis Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan bahwa minyak merupakan komoditas yang paling terdampak dari sentimen penyebaran virus corona, selain tembaga sebagai acuan pertumbuhan ekonomi global.

“Jelas efek virus corona terhadap sektor pariwisata dan perhubungan atau transportasi khususnya penerbangan memang signifikan dan akhirnya sangat menekan harga minyak,” ujar Wahyu saat dihubungi Bisnis, Rabu (26/2/2020).

Dia mengatakan bahwa prospek 2020 menjadi agak terancam sehingga harapan pertumbuhan ekonomi akan rebound signifikan dari 2019 saat ini menjadi belum meyakinkan.

Harga sepertinya akan konsolidasi menjauhi level terbawah daripada 2019, dan sulit mengharapkan harga dapat menembus dan melampaui harga tertinggi 2019. Oleh karena itu dia menilai sejauh ini tren pelemahan minyak masih terlihat.

Dia memproyeksi sepanjang tahun ini minyak bergerak di kisaran US$40 per barel hingga US$80 per barel dengan kecenderungan konsolidasi area di sekitar US$50 per barel hingga US$60 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper