Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan beberapa skema pengembangan bisnis dan penyelamatan sejumlah perusahaan pelat merah, termasuk untuk menyelesaikan kasus PT Jiwasraya (Persero).
Pertama, dalam penyelesaian kasus Jiwasraya, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kementerian juga terus mendorong penuntasan pembentukan holding asuransi dan penjaminan untuk menyelesaikan masalah ini.
Selain itu, Kementerian terus memastikan Kejaksaan Agung untuk mengelola pemulihan aset dalam kasus Jiwasraya. Segala upaya ini, diharapkan akan segera membuahkan hasil. Pada Maret, dia menjanjikan Jiwasraya akan memenuhi sebagian kewajibannya membayarkan klaim nasabah.
“Kami memastikan Jiwasraya melunasi kewajiban kepada nasabah, Insyaallah Maret ini bisa mulai berikan sesuatu kepada masyarakat, yaitu nasabahnya terutama, yaitu dengan restrukturisasi yang disetujui semua pihak supaya payung hukumnya jelas,” katanya di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Dia memastikan proses hukum akan terus berjalan dalam pengusutan kasus ini. Dia mengharapkan tidak ada lagi pihak yang mempolitisasi kasus Jiwasraya. Menurutnya, selama ini banyak pihak yang menganggap dia menggembosi BUMN.
“Apa hubungannya kita mau melakukan sesuatu yang kontraproduktif dengan Jiwasraya. Justru ini yang harus menjadi tanggung jawab, Jiwasraya ini sebuah kebobrokan yang harus kita setop, karena merampok pensiunan, dan proses hukumnya sudah jalan, jadi tidak perlu dipolitisasi lagi,” jelasnya.
Baca Juga
Kedua, pemerintah telah mendorong PT Pertamina (Persero) untuk merestrukturisasi keuangan Tuban Petro dan PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia (TPPI). Hal ini diiringi dengan percepatan implementasi mandat biodiesel 30 persen alias B30 dan percepatan pembangunan kilang-kilang.
Di sisi lain, Kementerian BUMN tengah mendorong Pertamina untuk melakukan konsolidasi anak usaha agar lebih efisien. Tujuan besar yang dilakukan terhadap pertamina adalah untuk menekan impor bahan bakar minyak (BBM).
Masuk Pasar Mobil Listrik
Dia mengatakan Kementerian BUMN juga telah mendorong Pertamina untuk masuk ke pasar mobil listrik. Hal itu akan bakal diprakarsai melalui kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Indonesia Asahan Aluminium.
“Saya tidak mau masing-masing BUMN ciptakan teknologi yang ujungnya mangkrak, kenapa tidak disatukan saja? Seperti hari ini kita sudah rapat antara Telkom, PLN, Inalum, Pertamina, bagaimana percepatan EV. Duduk bersama, cari teknologi terbaik, itu yang kita invest,” katanya.
Ketiga, pemerintah tengah menggodok rencana aksi untuk mengembangkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., salah satunya restrukturisasi utang. Hal ini juga akan diikuti dengan rencana perampingan struktur anak dan cucu perusahaan dan membuat kembali model bisnis yang sehat untuk perusahaan itu.
“Kita lakukan segala efisiensi ini, dan memastikan remodeling bisnis yang sehat buat Garuda. Saat ini, Garuda dalam tekanan yang luar biasa karena utangnya jatuh tempo. Tapi kami pastikan kami akan restrukturisasi, akan ada jalan keluar supaya sehat,” jelasnya.
Terakhir, Pemerintah juga tengah mendorong PT Bukit Asam Tbk. untuk mengembangkan produk gasifikasi batu bara menjadi metanol. Perseroan akan menandatangani kerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat pada bulan depan.
Perusahaan yang dimaksud adalah Air Products and Chemicals Inc. yang akan berinvestasi sebesar US$6,5 miliar. Modal itu akan digunakan untuk pengembangan gasifikasi dengan PT Bukit Asam Tbk.