Bisnis.com, JAKARTA - Emiten alat berat dan kontraktor PT United Tractors Tbk. mencatat kinerja kurang mengesankan di awal tahun. Pada Januari 2020, kinerja United Tractors hanya moncer di segmen pertambangan emas.
Berdasarkan laporan kinerja bulanan yang dilansir perseroan, Rabu (26/2/2020), penjualan alat berat merek Komatsu sejumlah pada Januari 2020 mencapai 251 unit. DIbandingkan dengan periode Januari 2019, jumlah tersebut turun 45 persen sedangkan secara bulanan naik 202 persen.
Penjualan alat berat emiten bersandi saham UNTR didominasi sektor kehutanan (32 persen), pertambangan (31 persen), dan konstruksi (27 persen). Adapun sisanya disumbang sektor perkebunan (10 persen). Total penjualan alat berat merek Komatsu pada 2019 mencapai 2.926 unit.
Di segmen kontraktor pertambangan, produksi batu bara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) pada Januari 2020 sama dengan periode Januari 2019 sebesar 9,4 juta ton. Secara bulanan, produksi batu bara turun 16 persen.
Selain itu, volume pengupasan lapisan penutup (overburden/ OB) pada Januari 2020 turun 5,27 persen menjadi 70 juta bank cubic meter (bcm). Secara bulanan dibandingkan dengan Desember 2019, volume OB juga turun 3,31 persen.
Untuk diketahui, sepanjang 2019, volume produksi batu bara emiten berkode saham UNTR itu mencapai 131,1 juta ton, sedangkan volume OB mencapai 988,9 juta bcm.
Baca Juga
Di segmen penjualan begitu, lewat anak usaha PT Tuah Turangga Agung (TTA), UNTR mencetak penjualan 752.000 ton pada Januari 2020, turun 2,5 persen dari sebelumnya 772.000 ton. Dari volume tersebut, sebanyak 533.000 ton merupakan batu bara jenis thermal dan sebanyak 219.000 ton merupakan jenis cooking coal.
Di tengah penurunan kinerja di sektor batu bara dan penjualan alat berat, UNTR masih mendapat angin segar dari segmen pertambangan emas. Lewat tambang Martabe yang dikelola PT Agincourt Resources, UNTR membukukan penjualan sebanyak 36.000 ounce pada Januari 2020, naik 12,5 persen secara tahunan. Jumlah tersebut juga setara 8,75 persen dari total penjualan sepanjang 2019 sebanyak 411.000.
UNTR diperkirakan akan segera merilis laporan kinerja keuangan 2019. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya memprediksi margin kotor perseroan pada 2019 akan naik menjadi 25,2 persen, dari posisi 2018 sebesar 24,9 persen.
Menurut Hariyanto, peningkatan margin kotor itu diprediksi dibantu oleh marjin kotor pada kuartal IV/2019 yang diprediksi naik 26,8 persen meskipun kinerja operasional pada periode itu cukup buruk. Hal itu disebabkan oleh margin kotor dari sektor mesin konstruksi diyakini lebih tinggi karena penjualan komatsu lebih rendah.
Selanjutnya, peningkatan kontribusi penjualan emas di tengah penurunan di sektor mesin konstruksi juga disebut menjadi pendorong peningkatan margin kotor UNTR. Oleh karena itu, Hariyanto mempertahankan rekomendasi hold untuk saham UNTR dengan target price yang lebih rendah di level Rp19.300 per saham.
Setelah memperhitungkan realisasi operasional sepanjang 2019, Mirae menurunkan perkiraan pendapatan UNTR. "Kami berpikir bahwa kinerja penambangan batu bara dan emas yang sangat baik tidak cukup untuk mengkompensasi segmen kontrak penambangan yang tumbuh moderat dan penurunan signifikan pada alat berat,” tulis Hariyanto seperti dikutip dari publikasi risetnya, Rabu (26/2/2020).