Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jababeka (KIJA) Sebut Permintaan Lahan 2020 Tinggi

Ada calon pembeli lahan Jababeka dari empat sektor besar, yakni logistik, manufaktur, garmen dan tekstil.
Direktur Operasi PT PP Properti Jababeka Residence Awanu Alfan (dari kiri) bersama Dirut PT Grahabuana Cikarang Sutedja Sidarta Darmono, Dirut PT PP Properti Jababeka Residence Harris Amin Singgih, dan Direktur Realti PT PP Properti Tbk Galih Saksono, mengamati maket pengembangan Little Tokyo, di Jakarta, Kamis (19/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Operasi PT PP Properti Jababeka Residence Awanu Alfan (dari kiri) bersama Dirut PT Grahabuana Cikarang Sutedja Sidarta Darmono, Dirut PT PP Properti Jababeka Residence Harris Amin Singgih, dan Direktur Realti PT PP Properti Tbk Galih Saksono, mengamati maket pengembangan Little Tokyo, di Jakarta, Kamis (19/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten lahan industrial PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. memandang permintaan lahan tahun ini akan setinggi tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan Kawasan Industri Jababeka Muljadi Suganda mengatakan membaiknya situasi politik pada 2020 dapat menjadi katalis positif penjualan lahan industri. Menurutnya, perseroan dan calon investor bakal merealisasikan penjualan pada Tahun Tikus Logam.

"Prospek tahun ini tentu lebih baik dari tahun lalu karena situasi politik lebih stabil dan proyek infrastuktur yang sudah beroperasi. Beberapa prospek yang tahun lalu wait and see, kemungkinan bisa terealisasi tahun ini," katanya kepada Bisnis.com baru-baru ini.

Meski demikian, emiten berkode saham KIJA itu belum mau membeberkan besar lahan yang diminta oleh calon investor. Mulyadi hanya mengatakan ada calon pembeli dari empat sektor besar. Keempat sektor itu, lanjutnya, adalah logistik, manufaktur, garmen dan tekstil.

"Calon pembeli pastinya ada, diantaranya itu logistik, manufaktur, tekstil, garmen dan beberapa lainnya," ungkapnya.

Sebelumnya, Muljadi mengungkapkan marketing sales perseroan tercatat sebesar Rp1,08 triliun sampai dengan kuartal III/2019.

“Jumlah itu setara dengan 68 persen dari total target 2019 sebesar Rp1,6 triliun. Namun ada peningkatan 16 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018,” katanya.

Muljadi optimistis target tahun 2019 sebesar Rp1,6 triliun dapat tercapai karena masih ada permintaan pipeline yang ada. KIJA mengalami koreksi pendapatan bersih sebesar 10,58 persen, tetapi tetap membukukan laba Rp66,06 miliar. Hal itu berkat selisih kurs, dari posisi rugi Rp418,01 miliar menjadi laba Rp93,62 miliar.

Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Ilham Akbar memperkirakan pendapatan KIJA pada 2020 dapat tumbuh 5,4 persen dengan asumsi penurunan permintaan listrik masih terjadi tahun ini karena kelebihan listrik di Jawa Barat.

"Meski demikian kami ekspektasikan waktu reserve shutdown dapat berkurang dari tahun lalu, sehingga pendapatan pembangkit listrik dapat tumbuh 9,8 persen year-on-year [yoy] pada 2020. Sementara pendapatan segmen penjualan lahan industri dan properti kami ekspektasikan dapat tumbuh 4,5 persen yoy,"ungkapnya.

Selain itu, Ilham mengatakan rupiah pada tahun ini bakal menguat terbatas sehingga ekspektasi laba bersih pada 2020 dapat terkoreksi sebesar Rp20 miliar. Oleh sebab itu, Ilham merekomendasikan tahan untuk KIJA dengan target harga Rp325 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper