Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah naik ke level tertingginya bulan ini ketika investor mencermati gangguan suplai di Venezuela dan Libya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 diperdagangkan di level US$53,56 per barel pada pukul 4.38 sore di New York Mercantile Exchange setelah berakhir di level US$53,29 per barel pada perdagangan Rabu (19/2/2020) atau Kamis (20/2/2020) pagi WIB.
Adapun harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 ditutup naik tajam US$1,37 di level US$59,12 per barel di ICE Futures Europe Exchange.
Kemampuan Venezuela untuk mengekspor minyak mentah terancam setelah pemerintah Amerika Serikat memberi sanksi terhadap unit perusahaan asal Rusia, Rosneft PJSC, produsen minyak utama di negara itu.
Sementara itu, perundingan gencatan senjata Libya ditangguhkan setelah pelabuhan ibu kota Libya dibom oleh pasukan yang setia kepada komandan militer Khalifa Haftar, yang telah memaksa blokade ekspor minyak mentah negara itu.
“Ini adalah perubahan besar,” kata Mike Hiley, kepala perdagangan energi OTC dengan LPS Partners. "Tidak ada keraguan pasar mendapat dorongan naik dari Libya dan kabar sanksi.”
Baca Juga
Pemerintah AS memberi sanksi kepada Rosneft PJSC karena mempertahankan hubungan dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan perusahaan minyak yang dijalankan pemerintah negara tersebut.
Sanksi AS terhadap produsen minyak terbesar Rusia itu membantu mengimbangi pelemahan yang didorong kekhawatiran atas dampak wabah virus corona (Covid-19) terhadap permintaan.
Didorong oleh sentimen ketegangan geopolitik, harga minyak mengabaikan laporan industri yang menunjukkan peningkatan stok minyak mentah AS pekan lalu.
American Petroleum Institute dikabarkan melaporkan persediaan minyak mentah naik 4,16 juta barel. Adapun pasokan distilasi turun 2,63 juta barel dan stok bensin turun 2,67 juta barel.
Energy Information Administration (EIA) AS kemudian akan merilis laporan minyak mingguannya pada Kamis (20/2/2020. Kenaikan stok minyak mentah tersebut akan menjadi yang keempat berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak November, jika data pemerintah mengonfirmasi hal itu.