Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham AS Dibuka Turun, Investor Masih Khawatir Penyebaran Virus

Penurunan terjadi di tengah kekhawatiran bahwa penyebaran virus corona di luar China akan berdampak besar pada pendapatan perusahaan.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham Amerika Serikat turun pada pembukaan perdagangan Kamis (20/2/2020), mengikuti kemerosotan bursa saham Eropa.

Penurunan terjadi di tengah kekhawatiran bahwa penyebaran virus corona di luar China akan berdampak besar pada pendapatan perusahaan. 

Di sisi lain, nilai dolar AS melonjak dan harga emas diperdagangkan pada level tertinggi 7 tahun karena investor mencari tempat berlindung bagi aset-asetnya.

Berdasarkan data Bloomberg, Indeks S&P 500 turun dari rekor tertinggi setelah Jepang melaporkan dua kematian dan Korea Selatan mengkonfirmasi kematian pertama akibat penyakit tersebut. 

Saham ViacomCBS Inc. anjlok setelah pendapatan meleset dari perkiraan, sementara Morgan Stanley turun setelah setuju untuk membeli E*Trade Financial Corp senilai US$13 miliar. Hasil mengecewakan kinerja AXA SA dan Telefonica SA membebani Indeks Stoxx Europe 600.

Sementara itu, mata uang yen memperpanjang penurunan menuju 112 per dolar di tengah berita ekonomi yang mengecewakan dan posisi awal sebelum akhir tahun fiskal pada bulan depan. 

Saham

  •      Indeks S&P 500 turun 0,2 persen pukul 9:31 di New York.
  •      Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,5 persen.
  •      MSCI Asia Pacific Index merosot 0,6 persen.

Mata uang

  •      Indeks Spot Dollar Bloomberg melonjak 0,4 persen.
  •      Euro naik 0,1 persen menjadi US$1,0814.
  •      Yen Jepang melemah 0,5 persen menjadi 111,95 per dolar.

Obligasi

  •      Imbal hasil pada obligasi 10-tahun merosot dua basis poin menjadi 1,55 persen.
  •      Imbal hasil 10-tahun Jerman menurun satu basis poin menjadi -0,43 persen.
  •      Imbal hasil 10-tahun Inggris turun dua basis poin menjadi 0,58 persen.

Komoditas

  •      Minyak mentah West Texas Intermediate naik 1,4 persen menjadi US$54,06 per barel.
  •      Emas menguat 0,2 persen menjadi US$1,614.32 per ounce.

Jumlah Kasus Corona

Meski jumlah kasus virus corona baru di China terus menurun seperti yang dicatatkan pusat penyebaran virus ini, provinsi Hubei, pada Kamis (20/20), negara-negara lain mengalami peningkatan jumlah kasus sehingga memicu kekhawatiran.

Korea Selatan melaporkan 31 tambahan kasus virus corona, menjadikan jumlah keseluruhannya menjadi 82. Lalu Jepang, yang telah dikritik karena upaya yang tidak dipandang cukup untuk mengatasi penyakit ini, mengatakan dua orang dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina telah meninggal.

Media Jepang, NHK, melaporkan perihal meninggalnya seorang pria dan wanita berusia 80-an pada Kamis (20/2) akibat virus corona. Kedua warga negara tersebut adalah penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama.

Kedua korban disebut memiliki riwayat masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Mereka telah diturunkan dari kapal pada pekan lalu dan dirawat di rumah sakit.

Pada saat yang sama, investor tengah memantau gencarnya peringatan korporasi terkait virus tersebut untuk menilai estimasi pendapatan perusahaan.

Pada Kamis, perusahaan pengiriman peti kemas terbesar dunia A.P. Moller-Maersk A/S mengatakan tahun 2020 akan dirusak oleh "ketidakpastian yang besar” karena dampak wabah virus corona terhadap perdagangan global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper