Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Optimistis, Bursa Eropa Bangkit dari Tekanan

Bursa Eropa rebound dan mengakhiri pergerakannya dengan penguatan hampir 1 persen pada perdagangan Rabu (19/2/20202).
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa rebound dan mengakhiri pergerakannya dengan penguatan hampir 1 persen pada perdagangan Rabu (19/2/20202).

Pergerakan indeks Stoxx Europe 600, yang mewakili saham perusahaan-perusahaan di 17 negara kawasan Eropa, ditutup menguat 0,83 persen di level 433,90 setelah dibuka dengan kenaikan 0,26 persen atau 1,11 poin di level 431,44.

Pada perdagangan Selasa (18/2/2020), indeks Stoxx ditutup melemah 0,38 persen atau 1,65 poin di level 430,33 karena terbebani peringatan yang disampaikan Apple soal gangguan produksi dan penjualan akibat wabah virus corona (Covid-19).

Di antara indeks saham pendorong Stoxx pada Rabu, indeks CAC 40 Prancis menguat 0,90 persen, indeks DAX Jerman menanjak 0,79 persen, dan indeks FTSE 100 Inggris naik tajam 1,02 persen.

Saham Puma SE mencatat kenaikan terbesar pada indeks Stoxx sebesar 11,33 persen, disusul saham Man Group Plc. dan Ambu A/S Series B yang naik 9,10 persen dan 4,97 persen masing-masing.

Dilansir Bloomberg, bursa Eropa bangkit dari pelemahannya dan menguat setelah adanya tanda-tanda bahwa China akan merencanakan kebijakan untuk menopang ekonomi yang tertekan akibat perlambatan yang disebabkan oleh virus Corona.

Bloomberg melaporkan langkah terbaru China untuk membantu pertumbuhan termasuk kemungkinan bail-out untuk sejumlah maskapai. Industri penerbangan sangat terpukul oleh wabah virus corona, dengan maskapai global menghentikan sekitar 80 persen jumlah penerbangan dari dan ke China.

Selain itu, para pembuat kebijakan Federal Reserve AS mengisyaratkan mereka tidak risau untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Penguatan pasar saham juga ditopang rilis data yang menunjukkan pasar perumahan tetap menjadi titik terang bagi ekonomi AS di tengah investasi bisnis yang lesu.

“Perumahan adalah indikator ekonomi dan melihat data seperti ini memberi investor banyak alasan untuk optimistis, setidaknya untuk pasar AS,” ujar Mike Loewengart, wakil presiden strategi investasi di E*Trade Financial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper