Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi Diramal Bergerak Naik

Tren kenaikan di pasar obligasi ditunjang peralihan portofolio dari instrumen saham yang tengah dilanda ketidakpastian.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi pasar obligasi akan dibuka dengan potensi menguat secara terbatas pada perdagangan Jumat (31/1/2020).

Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pasar obligasi akan bergerak bervariasi di rentang 35 s.d 70 bps. Kendati ada potensi untuk mengalami kenaikan, Nico mewanti investor untuk tetap berhati-hati. 

“Rentang pergerakan pasar obligasi akan berada di rentang 35-70 bps, sama seperti kemarin. Sejujurnya pasar obligasi tidak mengalami kenaikan yang cukup berarti,” tulis Nico dalam laporan riset, Jumat (31/1/2020).

Dia menjelaskan, secara analisis teknikal, pasar obligasi mulai menunjukkan pembalikan arah. Namun, pergerakan instrumen ini harus tetap diwaspadai karena tren kenaikan belum sepenuhnya terkonfirmasi.

Dia menilai kenaikan pasar obligasi saat ini lebih kepada perpindahan arus yang terus menerus terjadi dari saham, dan tingkat risiko ketidakpastian yang semakin tinggi. Hal ini, lanjutnya, mendorong para pelaku pasar dan investor untuk mendapatkan kepastian investasi melalui kupon obligasi.

Saat ini, ketidakpastian pasar akan terus terjadi sejalan dengan perkembangan penangkalan virus corona. Jika penangkal virus tersebut sudah ditemukan, pasar obligasi maupun pasar saham dinilai akan bereaksi positif.

Dia mengatakan sentimen lainnya untuk pasar obligasi adalah tingkat suku bunga Inggris yang ditetapkan tidak berubah oleh Bank of England. Keputusan ini diambil agar mendorong kegiatan ekonomi dan mengurangi ketidakpastian jangka pendek.

“Namun mengingat situasi dan kondisi saat ini, para pejabat memberikan isyarat bahwa mungkin saja akan diperlukan pemotongan tingkat suku bunga Bank Sentral Inggris ke level terendah sejak krisis keuangan global silam, dan mereka memperkirakan bahwa inflasi hanya akan kembali pada targetnya pada 2021,” tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper