Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terguling dari Level 6.000, IHSG Anjlok Nyaris 2 Persen

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir merosot nyaris 2 persen pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (31/1/2020), di tengah kekhawatiran seputar wabah virus corona (coronavirus) di China.
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum'at (22/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum'at (22/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir merosot nyaris 2 persen pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (31/1/2020), di tengah kekhawatiran seputar wabah virus corona (coronavirus) di China.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 1,94 persen atau 117,54 poin ke level 5.940,05 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (30/1/2020), IHSG menutup pergerakannya di level 6.057,60 juga dengan koreksi cukup tajam sebesar 0,91 persen atau 55,45 poin.

Sebelum terguling dari level 6.000, indeks sempat rebound ke zona hijau dengan dibuka naik 0,31 persen atau 18,86 poin di posisi 6.076,46 pada Jumat (31/1) pagi. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.937,02-6.078,93.

Seluruh sembilan sektor menetap di wilayah negatif pada akhir perdagangan, dipimpin sektor aneka industri (-3,32 persen), disusul sektor finansial (-2,35 persen) dan barang konsumsi (2,1 persen).

Sebanyak 114 saham menguat, 306 saham melemah, dan 256 saham stagnan dari 676 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 3,86 persen dan 2,62 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada perdagangan hari ini.

Di pasar spot, nilai tukar rupiah ditutup menguat 2 poin atau 0,01 persen ke Rp13.655 per dolar AS, setelah bergerak pada kisaran Rp13.645-Rp13.655 per dolar AS.

Menurut Analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya, seluruh sektor melemah seiring dengan bertahannya kekhawatiran tentang wabah virus corona baru yang telah menjalar ke sejumlah negara lain.

“[Namun] aksi jual pada ekuitas Indonesia kemungkinan akan sementara dan memberi peluang beli,” tambah Hariyanto.

Berdasarkan data yang dikutip dari Bloomberg, total orang terinfeksi mencapai 8.152 pasien, sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 213 orang per Jumat (31/1/2020) pagi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan keadaan darurat global terkait penyebaran virus corona mematikan dari China menyusul laporan kenaikan angka kematian yang drastis.

Senada dengan Hariyanto, CEO PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi berpendapat sentimen atas wabah virus tersebut akan berumur pendek.  

“Kami pikir ini akan menjadi volatilitas jangka pendek dan dampaknya akan agak terkendali pada kuartal pertama. Dengan kabar pemulihan yang berkelanjutan, terutama pada semester kedua, akan memberi peluang bagi beberapa klien untuk berinvestasi lebih banyak ketika pasar mengalami sedikit koreksi yang sehat,” tutur Lilis.

“Begitu kabut dari wabah ini terselesaikan, perhatian [pasar] dapat kembali tertuju pada reformasi-reformasi yang telah didorong Presiden Joko Widodo,” tambahnya, dikutip dari Bloomberg.

Pergerakan bursa saham di Asia cenderung variatif, dengan indeks Nikkei 225 menguat 1 persen, sedangkan indeks Topix ditutup menguat 0,53 persen. Di sisi lain, indeks Hang Seng terpantau melemah 0,21 persen pada pukul 14.35 WIB, sedangkan indeks Kospi melemah 1,35 persen.

"Untuk saat ini, lampu risiko pasar telah bergeser dari level merah menjadi stabil, yang dapat menarik minat investor terhadap aset berisiko,” kata Stephen Innes, analis pasar Asia Pasifik di AxiCorp, seperti dikutip Reuters.

 

 

Saham-saham penekan IHSG
KodePenurunan (persen)

BBCA

-3,86

BBRI

-2,62

ASII

-4,15

UNVR

-3,34

 

Saham-saham penopang IHSG
KodeKenaikan (persen)

BRPT

-5,24

MEGA

-10,53

ACES

-9,90

KPIG

-14,17

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper