Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Tumbang ‘Terserang’ Virus Corona

Bursa saham Amerika Serikat mencatat pelemahan terburuk dalam tiga bulan terakhir pada perdagangan Senin (27/1/2020), di tengah kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari penyebaran virus corona di China.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat mencatat pelemahan terburuk dalam tiga bulan terakhir pada perdagangan Senin (27/1/2020), di tengah kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari penyebaran virus corona di China.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 453,93 poin atau 1,57 persen ke level 28.535,8, sedangkan indeks S&P 500 kehilangan 51,84 poin atau 1,57 persen ke 3.243,63 dan Nasdaq Composite turun 175,60 poin atau 1,89 persen ke 9.139,31.

Indeks S&P 500 mengalami kinerja mingguan terburuk sejak September pada pekan lalu ketika China menutup akses transportasi sejumlah kota. Hal ini mengingatkan investor akan virus SARS yang mematikan yang menewaskan hampir 800 orang pada 2002-2003 silam yang juga menekan perekonomian global.

Namun, sejumlah investor memperkirakan belum ada dampak ekonomi jangka panjang dari virus corona, mengingat pengalaman masa lalu dengan wabah virus.

"Semua ini sangat berlebihan," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities, seperti dikutip Reuters.

"Tampaknya warga China melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik dalam mengatasi (virus corona) daripada saat wabah SARS lalu, dan apa yang akhirnya yang menjadi akibat dari SARS? Apakah SARS menyebabkan bencana ekonomi? Tidak," lanjutnya.

Setelah wabah SARS tahun 2003, indeks S&P menguat lebih dari 10 persen dari awal wabah hingga pengumuman pengendalian wabah.

Saham yang terkait dengan perjalanan, termasuk maskapai penerbangan, kasino, dan hotel, termasuk yang paling terpukul di Wall Street, sementara saham sektor yang terpapar pertumbuhan China, termasuk teknologi, bahan dan energi, juga turut menekan pasar.

Indeks Dow Jones dan S&P mengalami penurunan persentase harian terbesar sejak 2 Oktober, sedangkan penurunan Nasdaq adalah yang terbesar sejak 23 Agustus. Indeks Volatilitas CBOE, yang mencerminkan kekhawatiran investor di Wall Street, mencapai level 19,02, tertinggi sejak 10 Oktober.

Saham teknologi dan internet yang telah mendukung rally baru-baru ini termasuk Apple Inc, Microsoft Corp, Alphabet Inc, dan Amazon.com Inc, yang menyumbang sekitar 15 persen dari bobot S&P 500, melemah lebih dari 1,6 persen.

Pergerakan Bursa saham AS
IndeksLevelPerubahan (persen)

Dow Jones

28.535,8

-1,57

S&P 500

3.243,63

-1,57

Nasdaq

9.139,31

-1,89

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper