Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Global Jatuh, Terseret Virus Corona

Bursa saham global jatuh ke level terendah dalam dua pekan terakhir pada perdagangan Senin (27/1/2020) karena kekhawatiran mengenai dampak ekonomi dari virus corona (coronavirus) yang menyebar di China.
Trader melihat monitor perdagangan pasar saham di London./Reuters
Trader melihat monitor perdagangan pasar saham di London./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham global jatuh ke level terendah dalam dua pekan terakhir pada perdagangan Senin (27/1/2020) karena kekhawatiran mengenai dampak ekonomi dari virus corona (coronavirus) yang menyebar di China.

Korban tewas akibat wabah koronavirus di China naik menjadi 81 dan virus menyebar ke lebih dari 10 negara, termasuk Prancis, Jepang dan Amerika Serikat. Beberapa ahli kesehatan mempertanyakan apakah China dapat mengatasi epidemic tersebut.

MSCI All-Country World Index, yang melacak saham di 47 negara, turun 0,42 persen ke level terendah sejak 13 Januari 2020. Di Eropa, pasar saham merosot pada awal perdagangan. Indeks pan-Eropa Stoxx 600 turun 1,4 persen ke level terendah sejak 14 Januari.

Saham perusahaan pertambangan merosot 3,1 persen, terseret oleh eksposur mereka ke China, sekaligus mencatat penurunan terbesar di antara subsektor utama Eropa.

"Coronavirus adalah guncangan ekonomi dan keuangan. Sejauh mana goncangan itu masih perlu dinilai, tetapi hal itu dapat memberikan dorongan untuk penyesuaian yang bisa dibilang lama tertunda di pasar modal," Marc Chandler, kepala analis pasar modal di Bannockburn Securities, seperti dikutip Reuters.

Mayoritas aktivitas perdagangan pasar saham negara-negara di kawasan Asia masih ditutup karena libur Tahun Baru Imlek. Namun, sejumlah indeks saham yang membuka perdagangan memperlihatkan penurunan tajam.

Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing ditutup melemah 2,03 persen dan 1,61 persen, sedangkan indeks SE Thailand bahkan anjlok 2,72 persen pada pukul 15.49 WIB.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 0,45 persen, meskipun pasar di China, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Australia ditutup pada hari Senin.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada hari Minggu bahwa kemampuan virus korona untuk menyebar semakin kuat dan infeksi dapat terus meningkat. Hampir 2.800 orang di seluruh dunia telah terinfeksi dan 81 di China meninggal dunia karena penyakit ini.

Cina mengumumkan akan memperpanjang liburan tahun baru selama tiga hari hingga 2 Februari. Hong Kong yang mengatakan akan melarang masuknya orang yang telah mengunjungi provinsi Hubei dalam 14 hari terakhir.

"Dengan sebagian besar pasar Asia ditutup, investor uang cepat membeli aset lindung nilai seperti obligasi Treasuries dan menjual saham indeks Nikkei," kata Masahiko Loo, manajer portofolio di Alliance Bernstein.

"Saya pikir ini akan berlanjut minggu ini, sampai pasar China melanjutkan perdagangan minggu depan dan wabah virus corona mereda."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper