Bisnis.com, JAKARTA – Citigroup Sekuritas Indonesia memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bakal menembus level 7.000 menjadi 7.050 pada tahun depan.
Direktur dan Kepala Riset Indonesia PT Citigroup Sekuritas Indonesia Ferry Wong menyampaikan dengan adanya sejumlah reformasi dari pemerintah pada paruh pertama 2020 bisa mendorong rerating valuasi IHSG.
“Rerating maksudnya valuasi akan dihargai lebih tinggi untuk pasar Indonesia. Biasanya kalau pasar saham itu improvement-nya dari EPS growth ditambah orang berani bayar lebih mahal karena adanya reform. Kalau ada reform, valuasi juga akan meningkat,” kata Ferry di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Ferry menjelaskan bahwa saat ini valuasi pasar saham Indonesia tercermin lewat PER sekitar 15,3 kali atau kurang lebih 0,5 Standar Deviasi (SD), lebih tinggi dibandingkan rata-rata PER Indonesia selama lebih kurang 8 tahun.
Dengan beberapa reformasi kebijakan pemerintah yang akan dikebut pada paruh pertama 2020, seperti revisi UU ketenagakerjaan, UU pajak korporasi, UU minyak dan gas, serta omnibus law, diharapkan bakal mendorong rerating valuation untuk pasar saham.
Ferry melanjutkan, dengan pendekatan bottom-up di mana EPS diperkirakan tumbuh 10,1% pada 2020 dari 4,7% pada 2019 dan valuasi PER saat ini sekitar 15,3 kali, valuasi untuk pasar saham pada tahun depan bisa naik +1 SD.
“Jadi [PER] meningkat ke sekitar 15,8 kali. Dari 2 hal tersebut [EPS dan PER], saya perkirakan pertumbuhan market sekitar 14% jadi target IHSG akan menyentuh sekitar 7.050,” tutur Ferry.
Menengok ke belakang, lanjut Ferry, rerating valuation sempat terjadi pada akhir 2016 ketika pemerintah melakukan reformasi tax amnesty dan pada akhir 2017 ketika pemerintah juga mengimplementasikan beberapa reform.
Ferry mengakui dirinya cukup bullish untuk prospek pasar saham pada tahun depan setelah 2 tahun terakhir memasang posisi yang tidak terlalu bullish.
Menurutnya, selama 2 tahun belakangan ini tak terlihat katalis yang dapat menopang pasar yang terbukti lewat performa IHSG yang kurang memuaskan.
Dengan keyakinan pebisnis yang mulai kembali dan tren suku bunga rendah akan berlanjut pada 2020, Ferry merekomendasikan saham-saham perbankan, telco, barang konsumer, rumah sakit, dan semen seperti TLKM, BBRI, BMRI, GGRM, HMSP, SMGR, ICBP, MDKA, dan MAPI untuk dicermati.
“EPS growth akan sedikit meningkat, salah satu penopangnya karena tingkat suku bunga masih cukup rendah dan ada kemungkinan tingkat suku bunga akan dipangkas lagi tahun depan,” ujar Ferry.
Selain itu, belanja modal korporasi dan harga CPO yang membaik juga disebut bakal meningkatkan performa dan laba perusahaan.