Bisnis.com, JAKARTA - Reli harga komoditas logam paladium pada tahun ini dinilai menjadi pergerakan yang paling konsisten di pasar komoditas. Analis menilai lonjakan paladium masih akan terus berlanjut dan penguatan masih jauh dari kata selesai.
Perusahaan keuangan, Citigroup, dalam publikasi riset terbarunya mengatakan bahwa ruang penguatan bagi paladium masih cukup besar dan harga mungkin akan melonjak ke level US$2.500 per troy ounce pada pertengahan 2020. Setiap kuartal 2019, paladium mencatatkan penguatan harga.
Logam yang digunakan sebagai komponen penting autokatalis dalam kendaraan bertenaga bensin telah dibayangi kekurangan pasokan yang cukup signifikan karena standar emsisi kendaraan di beberapa negara diperketat.
Peningkatan permintaan tersebut bersamaan dengan gelombang pemadaman listrik yang menghantam produsen utama Afrika Selatan sehingga mengurangi pasokan dan memperkuat defisit pasokan. Adapun, defisit pasokan dinilai akan bertahan hingga 2020.
“Tidak ada tanda-tanda substitusi penggunaan logam untuk pengetatan standar emisi, karena itu harga cenderung perlu mencapai tertinggi baru sebelum pasar menyeimbangkan kembali,” tulis Citigrup dalam risetnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (10/12/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga paladium di pasar spot terus mendekati level US$1.900 per troy ounce. Pada perdagangan Selasa (10/12/2019) hingga pukul 15.42 WIB, paladium bergerak menguat 0,52% menjadi US$1.891,82 per troy ounce. Sepanjang tahun berjalan 2019, harga telah bergerak menguat 49,56%.
Baca Juga
Pada perdagangan 9/12/2019, paladium sempat menyentuh level rekor terbaru sepanjang sejarah di level US$1.898 per troy ounce.