Bisnis.com, JAKARTA – BNI Sekuritas dan Danareksa Sekuritas memborong 96,09 juta saham emiten batubara PT Bukit Asam Tbk.
Berdasarkan laman keterbukaan informasi, kedua sekuritas itu melakukan private placement dengan membeli saham treasuri perseroan. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman mengatakan proses pembelian dilakukan pada 4 Desember 2019.
“Perseroan telah mengalihkan kembali saham treasuri sebanyak 96,03 juta lembar saham,” katanya dalam siaran resmi pada Kamis (5/12/2019).
Dia mengatakan emiten berkode saham PTBA itu melepas sahamnya dengan harga penjualan Rp2.500 per saham. Nilai itu sama dengan harga rata-rata penutupan selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan.
Dengan demikian, PTBA menerima modal segar sebesar Rp240,23 miliar atas pelepasan saham tersebut.
Adapun sampai dengan 4 Desember 2019, emiten plat merah itu telah melakukan pengalihan sebanyak 649,98 juta lembar saham treasuri. Saat ini PTBA masih memiliki saham treasuri sebesar 330,29 juta saham.
Sebagai informasi, PTBA mengadakan program pembelian saham selama tiga tahap pada 2013—2015. Dalam kurun waktu itu, perseroan telah mengumpulkan 980,28 juta saham.
Di sisi lain, Plt. Direktur Utama Inalum Ogi Prastomiyono mengatakan PTBA pada tahun depan ditargetkan mampu meraih laba bersih Rp4 triliun. Sehingga induk usaha tambang dapat meraup total laba bersih mencapai Rp2,1 triliun.
Sebelumnya, Direktur Bukit Asam Adib Ubaidillah mengatakan pada tahun depan PTBA sudah mengantongi kontrak penjualan 50% dari target produksi batubara berkalori tinggi sebesar 3 juta ton.
“Kami akan melihat kalau harga lebih baik dari itu kami akan lakukan optimalisasi. Tapi yang terpenting kami sudah kantongi kontrak jangka panjang dengan harga premium untuk tahun depan,” ungkapannya.
Selain itu, Adib juga membocorkan perseroan sudah mengantongi 70% kontrak jangka panjang untuk semua jenis batu bara pada tahun depan. Namun dia belum bisa mengungkapkan secara detail volume kontrak yang telah diteken.
“Kami sudah kunci 70% produksi tahun depan untuk kontrak jangka panjang. Kami ikat dengan harga premium di atas harga indeks Newcastle untuk kalori tinggi dan di atas indeks Indonesia untuk kalori medium,” pungkasnya.