Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyiapkan belanja modal sekitar Rp16 triliun untuk tahun depan.
Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengatakan capital expenditure atau capex tersebut akan digunakan untuk investasi yang bertujuan meningkatkan pendapatan berulang (recurring income) perseroan.
"Dana tersebut untuk memperkuat, bagaimana nanti menciptakan recurring income sehingga kami ke depan bisa sustain," ujarnya di Kementerian BUMN, Jumat (29/11/2019).
Jika dibandingkan dengan alokasi belanja modal tahun ini, terdapat peningkatan sebesar 25,64 persen dari senilai Rp15,6 triliun. Tumiyana menyebutkan investasi yang dilakukan oleh emiten dengan kode saham WIKA ini nantinya tidak hanya terbatas di jalan tol, melainkan juga sektor lain seperti infrastruktur penyediaan air bersih.
WIKA, kata Tumiyana, akan memilih proyek investasi yang arus kasnya baik. Sebelumnya, perseroan telah melakukan investasi di area infrastruktur, yakni tol Semarang - Demak. Perseroan juga melakukan investasi di beberapa proyek properti. salah satunya Grand Inna Bali Beach.
Dari sisi raihan kontrak baru, pada Oktober 2019 bertambah senilai Rp5,5 triliun dari bulan sebelumnya. Hingga September lalu, nilai kontrak baru yang diraih perseroan sebesar Rp25,7 triliun.
"Sampai akhir Oktober 2019 kontrak baru WIKA senilai Rp31,2 triliun," ujar Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Vijaya.
Raihan tersebut mencapai 50,53 persen dari nilai kontrak baru yang ditargetkan hingga akhir tahun ini senilai Rp61,74 triliun. Pada kuartal akhir ini, perseroan secara garis besar masih mengupayakan untuk bisa meraih proyek-proyek yang ditargetkan dari awal.
Mahendra menyebutkan strategi lain perseroan untuk menjaga kinerja di sisa tahun adalah mendorong penggunaan capex untuk investasi di proyek baru supaya dapat mengumpan kontrak bagi bisnis konstruksinya.
“Kapasitas capex WIKA saat ini Rp15,6 triliun,” kata Mahendra.