Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas relatif stabil pada perdagangan Kamis (21/11/2019) seiring dengan kekhawatiran pasar terkait dengan undang-undang AS terkait Hong Kong dapat meningkatkan ketegangan antara AS dan China sehingga menunda kesepakatan perdagangan.
Ekonom National Australia Bank John Sharma mengatakan bahwa pendorong utama emas saat ini masih terkait ketidakpastian kesepakatan perdagangan antara AS dan China.
Seperti yang diketahui, kedua negara sepakat untuk menuju kesepakatan perdagangan parsial pada Oktober, tetapi hingga kini belum jelas kepastian waktu, tempat realisasi dan detail isi perjanjian. Kedua negara masih acap mengeluarkan komentar yang membuat pasar menjadi ragu dan situasi ketidakpastian masih bergulir di pasar.
“Ada kemungkinan bahwa kesepakatan itu mungkin tidak akan selesai tahun ini, dan ini menjadi faktor pendukung utama pergerakan emas. Emas dibuat bergerak maju dan mundur mengikuti setiap perkembangan sentimen tersebut,” ujar John seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/11/2019).
Belum lama ini, Dewan Perwakilan AS mengeluarkan dua rancangan undang-undang untuk mendukung para pendemo di Hong Kong dan mengirim peringatan ke China tentang hak asasi manusia, dengan Presiden AS Donald Trump diperkirakan segera menandatanganinya menjadi undang-undang.
Hal tersebut terjadi setelah China mengatakan bahwa AS terlalu ikut campur tangan dalam urusan Hong Kong dan memanggil seorang pejabat kedutaan AS untuk menuntut agar AS menghentikan campur tangannya.
Baca Juga
John mengatakan bahwa rencana undang-undang tersebut dapat menimbulkan tantangan baru terhadap realisasi kesepakatan perdagangan.
"Mungkin seharusnya ada beberapa kemajuan karena kedua negara akan melihat ada beberapa manfaat bagi kerja sama, tetapi kualitas dan durasi (kesepakatan) semakin tidak pasti akibat undang-undang tersebut,” papar John.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (21/11/2019) hingga pukul 14.20 WIB, harga emas di pasar spot bergerak melemah tipis 0,09% menjadi US$1.470 per troy ounce, sedangkan harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di Bursa Comex melemah 0,33% menjadi US$1.469,3 per troy ounce.
Analis PT Monex Investindo Futures Andian mengatakan dalam risetnya bahwa pergerakan emas dipengaruhi oleh komentar Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Liu He, yang bernada optimis walau berhati-hati terhadap kesepakatan dagang tahap pertama.
Dia menilai komentar Liu menjadi angin segar bagi harapan kesepakatan dagang kedua belah negara yang telah menderita tekanan dari komentar AS yang memandang China tidak dapat memenuhi permintaan kesepakatan AS.
“Bila optimisme komentar Liu diterima pasar, harga emas berpotensi berlanjut turun menguji support US$1.466 per troy ounce hingga US$1.469 per troy ounce. Sebaliknya, bila kekhawatiran hubungan AS dan China makin memanas, harga emas mungkin naik menguji resisten US$1.476 per troy ounce hingga US$1.479 per troy ounce,” papar Andian seperti dikutip dari risetnya, Kamis (21/11/2019).