Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah BI Melemah 6 Poin, Mata Uang di Asia Variatif

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (18/11/2019) di level Rp14.075 per dolar AS, melemah tipis 6 poin atau 0,04 persen dari posisi Rp14.069 pada Jumat (15/11/2019).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (18/11/2019) di level Rp14.075 per dolar AS, melemah tipis 6 poin atau 0,04 persen dari posisi Rp14.069 pada Jumat (15/11/2019).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.145 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.004 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp141.

Sebaliknya, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat tipis 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.071 per dolar AS pada pukul 11.04 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (15/11), rupiah ditutup di level Rp14.077 per dolar AS dengan apresiasi sebesar 11 poin atau 0,08 persen di pasar spot.

Rupiah mulai melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS dengan dibuka terapresiasi 7 poin atau 0,05 persen di level 14.070 pada Senin (18/11). Sepanjang perdagangan pagi ini, nilai tukar rupiah bergerak di level 14.070-14.077 per dolar AS.

Mata uang lainnya di Asia cenderung bergerak variatif. Penguatan di antara sejumlah mata uang di Asia dipimpin oleh won Korea Selatan yang terapresiasi 0,3 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, yuan offshore China mengalami pelemahan tersebesar yakni 0,08 persen pada pukul 11.17 WIB (lihat tabel).

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS

Mata uang

Kurs

Pergerakan (persen)

Won Korea Selatan

1.163,68

+0,3

Rupee India

71,6300

+0,22

Dolar Taiwan

30,493

+0,11

Peso Filipina

50,616

+0,1

Baht Thailand

30,237

+0,05

Rupiah

14.071

+0,04

Dolar Singapura

1,3604

+0,01

Yuan Offshore China

7,0123

-0,08

Dolar Hong Kong

7,8301

-0,05

Yuan Onshore China

7,0116

-0,03

Ringgit Malaysia

4,1532

-0,02

Yen Jepang

108,81

-0,01

Dilansir dari Reuters, sejumlah nilai rukar mata uang utama tampak mengawali perdagangan hari ini dengan hati-hati di tengah sikap waspada para pelaku pasar.

Pasar tengah menantikan apakah pemerintah Amerika Serikat dan China dapat segera menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang mereka yang telah membebani pertumbuhan ekonomi global selama lebih dari satu tahun terakhir.

Pada Minggu (17/11), media pemerintah China Xinhua mengatakan bahwa kedua negara melakukan "pembicaraan konstruktif" mengenai perdagangan melalui sambungan telepon pada Sabtu (16/11), tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut.

“Pergerakan mata uang akan didorong oleh berita utama yang terkait dengan masalah perdagangan AS-China. Pasar mengharapkan semacam jawaban untuk itu dalam waktu segera,” ujar Yukio Ishizuki, ahli strategi senior di Daiwa Securities.

Seiring dengan pergerakan mata uang Asia, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau melandai 0,1 persen atau 0,096 poin ke level 97,903 pada pukul 11.07 WIB.

Pada perdagangan Jumat (15/11), indeks dolar AS ditutup di posisi 97,999 dengan pelemahan 0,164 poin atau 0,17 persen, penurunan hari kedua berturut-turut.

Koreksi indeks mulai berlanjut pada Senin (18/11) dengan dibuka turun tipis 0,02 persen atau 0,019 poin di level 97,980.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

Tanggal

Kurs

18 November

14.075

15 November

14.069

14 November

14.098

13 November

14.082

12 November

14.059

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper