Bisnis.com, JAKARTA – Peringatan yang disampaikan Daimler berikut data ekonomi yang lemah dari sejumlah negara menambah kekhawatiran tentang perlambatan global dan mendorong bursa Eropa mengakhiri pergerakannya di posisi lebih rendah pada perdagangan Kamis (14/11/2019).
Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx 600 Eropa ditutup melemah 0,3 persen. Sebagian besar sektornya berakhir di zona merah dan saham produsen otomotif memimpin pelemahan dengan 1,4 persen.
Saham Daimler anjlok sekitar 3 persen, penurunan terbesar pada indeks blue-chip Jerman setelah produsen mobil ini mengatakan aturan emisi yang lebih keras akan memukul pendapatan perusahaan pada tahun 2020 dan 2021.
Perusahaan menyatakan memotong biaya staf di unit bisnis Mercedes-Benz untuk melakukan penghematan senilai lebih dari 1 miliar euro (US$1,1 miliar).
“Sudah bukan rahasia bahwa peralihan ke [mobil] listrik akan menjadi sulit dan tidak ada batas waktu kapan perusahaan akan mulai melihat perubahan haluan,” ujar Ken Odeluga, analis pasar di City Index, London.
Penjualan mobil global yang lemah telah memukul produsen-produsen mobil Jerman. Rezim pengujian emisi baru memberi tekanan untuk sektor ini selain karena pelemahan di pasar terbesarnya, China.
Baca Juga
Menambah beban pasar, Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, nyaris menghindari masuk ke dalam resesi pada kuartal III/2019, sementara sejumlah data indikator pertumbuhan dari China dan Jepang tetap lemah sehingga memicu kekhawatiran perlambatan global.
Biro Statistik National (NBS) China pada Kamis (14/11/2019) melaporkan produksi industri naik 4,7 persen pada Oktober 2019 dari tahun sebelumnya, lebih rendah dari estimasi median untuk peningkatan sebesar 5,4 persen.
Adapun investasi aset tetap melambat menjadi 5,2 persen sepanjang 10 bulan pertama tahun ini. Raihan tersebut lebih rendah dari proyeksi 5,4 persen sekaligus adalah yang terendah sejak perhitungan data dilakukan pada 1998.
Kesuraman tersebut menekan bursa Eropa tergelincir lebih jauh dari puncaknya dalam empat tahun yang dibukukan pekan lalu akibat optimisme tentang peluang kesepakatan perdagangan 'fase satu' antara Amerika Serikat dan China serta beberapa laporan laba yang lebih baik dari perkiraan.
“Optimisme awal yang kita lihat untuk 'fase satu' tampaknya sedikit terlalu optimistis saat ini karena terlihat ada beberapa batu sandungan,” tutur Michael Baker, analis di ETX Capital.
Saham-saham defensif seperti utilitas, layanan kesehatan, dan telekomunikasi, tempat para investor berlindung ketika ketidakpastian perdagangan menghantam daya tarik aset berisiko, pun mulai melemah. Semuanya turun antara 0,3 persen dan 1 persen.