Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelanggan EXCL Susut 1,1 Juta, Simak Analisis Kresna Sekuritas

Dibandingkan dengan kuartal II/2019, jumlah pelanggan XL Axiata berkurang 1,1 juta pelanggan dari 56,6 juta menjadi 55,5 juta per kuartal III/2019.
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini (tengah), Direktur Allan Bonke (kiri), Direktur Yessie D. Yosetya (kedua kiri), Direktur Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin (kedua kanan) dan Direktur Abhijit Navalekar berbincang di sela-sela RUPST di Jakarta, Senin (29/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini (tengah), Direktur Allan Bonke (kiri), Direktur Yessie D. Yosetya (kedua kiri), Direktur Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin (kedua kanan) dan Direktur Abhijit Navalekar berbincang di sela-sela RUPST di Jakarta, Senin (29/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah pelanggan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) turun sebanyak 1,1 juta selama 3 bulan. Pelanggan tersebut diproyeksi pindah ke operator ini.

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengatakan pesaing paling ketat bagi EXCL, yakni PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Hutchison Tri Indonesia.

Namun, ternyata PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) juga turut memperketat persaingan karena kecepatan internet yang cukup tangguh di Pulau Jawa. Menurutnya, preferensi harga dan kecepatan menjadi dua alasan teratas yang menyebabkan pelanggan berganti operator.

Dibandingkan dengan kuartal II/2019, jumlah pelanggan XL Axiata berkurang 1,1 juta pelanggan dari 56,6 juta menjadi 55,5 juta per kuartal III/2019.

Berdasarkan estimasi JP Morgan pada April 2019, data yield tiga operator kakap tercatat lebih rendah dari biaya yang dicatatkan untuk menutup kegiatan secara jangka panjang (long-run incremental cost/LRIC).

Adapun, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) memiliki data yield sebesar Rp8.155 per GB sedangkan LRIC pada arsitektur saat ini berada di level Rp9.281 per GB.

Begitu pula dengan ISAT dan EXCL. Adapun, ISAT memiliki data yield Rp6.096 per GB atau mencerminkan 30,9% dari biaya jangka panjang, yakni Rp20.190 per GB. EXCL memiliki data yield di level Rp5.849 per GB atau hampir separuh dari biaya jangka panjang, yakni Rp10.985 per GB.

“Pesaing terdekat ISAT dan H3I, tetapi di Jawa Smartfren juga semakin kuat,” ujar Etta saat dihubungi Bisnis, Senin (4/11/2019).

Menurutnya, secara umum, pelanggan akan mempertimbangkan kecepatan internet dan harga untuk memilih operator tertentu. Artinya, bila pelanggan mendapati jaringan yang digunakannya melambat, atau harganya tak terjangkau dan menemukan operator yang menawarkan kecepatan internet lebih kencang, pelanggan tersebut tak ragu meninggalkan jaringan operator tersebut.

Di sisi lain, dia menyebut pemain gim lebih menuntut kecepatan internet yang lebih besar. Dengan demikian, para pemain gim ponsel sangat sensitif terhadap perubahan kualitas jaringan internet.

“Alasan orang pindah operator pertama, jaringan melambat. Kedua, ada yang lebih murah [harga datanya]. Ketiga, jaringan kompetitor lebih cepat. Pasar gamers sangat sensitif dengan kecepatan data,” katanya.

Kresna Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham EXCL dengan target harga Rp4.100 per saham. Pada akhir perdagangan Senin (4/11/2019), saham EXCL menguat 0,85% ke level Rp3.550 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper