Bisnis.com, JAKARTA – PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma Tbk. telah merilis laporan keuangan per kuartal III/2019. Hasilnya, laba anak holding BUMN farmasi itu masih tertekan sepanjang 9 bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, Kimia Farma membukukan penjualan Rp6,88 triliun. Perolehan itu tumbuh 7,33 persen secara tahunan.
Meski penjualan bertumbuh, tetapi perusahaan terbebani kenaikan beban keuangan hingga 139,47 persen menjadi Rp357,10 miliar, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp149,12 miliar. Beban pokok penjualan juga naik 19,56 persen dan beban penjualan naik 20,92 persen secara tahunan.
Alhasil, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 81,45 persen, dari Rp225,45 miliar per kuartal III/2018 menjadi Rp41,83 miliar per kuartal III/2019.
Smenetara itu, PT Indofarma Tbk. membukukan penjualan bersih Rp583,54 miliar, turun 21,05 persen secara tahunan. Penjualan yang terkoreksi seiring dengan penjualan di pasar lokal yang turun 21,39 persen, sedangkan penjualan di pasar ekspor naik 4,48 persen.
Penjualan di pasar lokal yang menurun terjadi di seluruh segmen. Penjualan segmen obat resep turun 18,,64 persen, diikuti segmen obat bebas yang turun 31,61 persen. Penjualan alat kesehatan, diagnostik dan lainnya juga turun 31,25 persen secara tahunan.
Emiten bersandi saham INAF ini juga masih membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp34,84 miliar. Rugi bersih tersebut lebih rendah 0,71 persen dari rugi bersih di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp35,09 miliar.