Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Perundingan Brexit, Emas Bertahan di Bawah US$1.500

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 10.52 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,13% menjadi US$1.495,09 per troy ounce.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas bertahan stabil di bawah level US$1.500 per troy ounce pada perdagangan Selasa (15/10/2019) karena pasar menanti hasil pembicaraan antara Inggris dan Uni Eropa yang akan menentukan seberapa lancar keluarnya Inggris dari blok perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 10.52 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,13% menjadi US$1.495,09 per troy ounce, sedangkan harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex bergerak menguat tipis 0,09% menjadi US$1.499 per troy ounce.

Sebagai informasi, pejabat dari Inggris dan Uni Eropa akan bertemu pada pertemuan puncak pada Kamis dan Jumat, 17 dan 18 Oktober 2019, yang akan menentukan apakah Inggris keluar dari Benua Biru dengan kesempatan atau tidak.

Namun, para diplomat mengindikasikan blok itu menginginkan lebih banyak konsesi dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan mengatakan bahwa kesepakatan penuh tidak mungkin dilakukan pada pertemuan minggu ini.

Padahal, sebelumnya Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar telah bertemu dengan Boris Johnson dan mengatakan pertemuan berjalan dengan sangat positif sehingga memungkinkan terjadinya soft-Brexit.

Di sisi lain, analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan dalam risetnya bahwa harga emas berpotensi untuk bergerak naik dalam jangka pendek di tengah pasar yang terlihat kembali mengalihkan permintaan terhadap aset safe haven karena ragu terhadap kesepakatan dagang AS-Tiongkok.

Apalagi, terdapat berita bahwa China menginginkan lebih banyak pembicaraan sebelum Presiden China Xi Jinping setuju untuk menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama yang digembar-gemborkan oleh Presiden AS Donald Trump.

“Untuk sisi atasnya, level resistan terdekat berada di US$1.497 per troy ounce, menembus ke atas dari level tersebut berpotensi memicu kenaikan lanjutan menuju US$1.502 per troy ounce, sebelum menargetkan resisten kuat di US$1.510 per troy ounce,” ujar Faisyal seperti dikutip dari risetnya, Selasa (15/10/2019).

Sebaliknya, lanjut Faisyal, jika bergerak turun, level support emas terlihat di US$1.487 per troy ounce dan menembus ke bawah dari level tersebut berpeluang memicu penurunan lanjutan ke US$1.482 per troy ounce, sebelum menargetkan support kunci di US$1.473 per troy ounce.

Selain itu, sentimen lainnya yang berpeluang menopang kenaikan harga emas adalah masih berlangsungnya ketegangan di Timur Tengah, khususnya di sepanjang perbatasan Suriah yang dapat memicu permintaan terhadap aset investasi aman.

Pasar juga mencari tanda-tanda Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya pada akhir Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper