Bisnis.com, JAKARTA--PT Nusantara Infrastructure Tbk. membuka peluang untuk kembali melakukan aksi akuisisi di sektor energi pada tahun depan.
Direktur Utama Nusantara Infrastructure Ramdani Basri mengatakan sektor energi merupakan sektor yang sedang dikembangkan selain sektor utama, yaitu jalan tol. Selain itu, perseroan juga aktif berinvestasi dan membangun infrastruktur di sektor air bersih, pelabuhan, dan menara telekomunikasi.
Di sektor energi, emiten berkode saham META ini menargetkan kapasitas bisnis pembangkit listrik perseroan dapat naik dari saat ini 30 megawatt (MW) menjadi 60 (MW) akhir 2019.
Saat ini, META menjalankan bisnis energi melalui Energi Infranusantara yang didirikan pada 2012 dengan tujuan berinvestasi di sektor energi, khususnya energi baru terbarukan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas adalah melalui akuisisi. Ramdani menyebutkan tahun depan terdapat peluang untuk kembali mengakuisisi pembangkit listrik.
"[Akuisisi tahun depan] kemungkinan di sektor energi, tetapi saat ini masih bicara-bicara. Kemungkinan pembangkit listrik tenaga biomassa," ujarnya di Bursa Efek Indonesia,akhir pekan lalu.
Baca Juga
Ramdani menambahkan pada tahun depan juga diharapkan kapasitas perseroan bertambah dengan beroperasinya pembangkit listrik mini hydro di Sumatra Utara yang memiliki kapasitas sebesar 15 megawatt.
Pada 2012, Energi Infranusantara menandatangani Share Subscription Agreement dengan PT Inpola Meka Energi (IME), di mana Energi Infranusantara mengambil saham sebesar 45%.
IME berfokus pada pengembangan Mini Hydro Power Plant di Lau Gunung, Tanah Pinem, Kabupaten Dairi di Provinsi Sumatra Utara, yang menyediakan energi kepada masyarakat di Sumatra melalui jaringan PLN.
Selanjutnya, Energi Infranusantara juga memegang kepemilikan saham di di PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari (RPSL) pada 2018. RPSL merupakan independent power producer (IPP) yang menjalankan pembangkit listrik tenaga biomassa di Siantan, Mempawah, Kalimantan Barat.
RPSL telah beroperasi dengan kapasitas 15 megawatt. Perseroan telah memiliki kontrak untuk memasok 8 megawatt kepada PLN dan menjadi pembangkit biomasa pertama di Kalimantan Barat.
Adapun, untuk bisnis di sektor jalan tol, Ramdani menyebutkan saat ini pihaknya sedang menyusun studi untuk Jakarta Outer Ring Road (JORR) III ruas Cikunir--Ulujami.
"Saat ini baru dapat izin prinsip, belum dapat izin pemrakarsa. Sembari menunggu, yang lain, seperti energi dan air harus jalan," katanya.
Dalam prakarsa pengusahaan jalan tol Cikunir - Ulujami Elevated, META bermitra dengan tiga badan usaha, yaitu PT Triputra Utara Selaras, PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Acset Indonusa Tbk. META bersama Triputra menjadi pemimpin konsorsium dengan porsi saham 85%.