Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai kontrak baru PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan target penjualan PT Itama Ranoraya menjadi topik halaman market edisi harian Bisnis Indonesia, Jumat (13/9/2019).
Berikut perincian topiknya:
Emiten Berburu Menara Baru. Semakin hausnya pengguna internet terhadap kuota data mendorong sejumlah emiten mengambil peluang menambah menara, baik melalui cara organik maupun anorganik. Salah satunya dengan mengikuti lelang menara yang digelar oleh PT Indosat Ooredoo Tbk. (ISAT).
ADHI Catat Rp6,8 Triliun. Emiten BUMN konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp6,8 triliun hingga Agustus 2019. Adapun, realisasi kontrak pada Agustus didominasi oleh proyek pembangunan dermaga di Surabaya senilai Rp310,9 miliar dan Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta senilai Rp265,1 miliar.
Saat MI Harus Tahan Penerbitan Baru. Baru-baru ini, Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan aturan yang melarang fund manager menahan penerbitan reksa dana sebagai produk investasi tunggal. Adapun, sejumlah manajer investasi masih enggan merespons kebijakan yang masih bersifat sementara tersebut. Ada apa?
Saham MAIN Masih Prospektif? Harga saham PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) masih dalam tren penurunan sepanjang tahun berjalan 2019. Lalu, mampukah saham perseroan kembali menembus Rp1.100 per saham seperti yang diproyeksikan analis?
Emiten Coal Kian Lesu. Ibarat pepatah sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Di tengah pasar yang masih lesu, harga batu bara acuan justru diturunkan oleh pemerintah. Bagaimana kinerja emiten emas hitam?
Itama Ranoraya Incar Penjualan Rp300 Miliar. Calon emiten distributor alat kesehatan, PT Itama Ranoraya, membidik penjualan senilai Rp300 miliar pada tahun ini. Direktur Utama Itama Ranoraya Teten W Setiawan optimistis penjualan perseroan dapat mencapai Rp300 miliar pada 2019 atau naik dari pencapaian tahun lalu yang senilai Rp265 miliar.