Bisnis.com, SEMARANG—Dana Kelolaan atau Asset Under Management (AUM) BNI Asset Management (BNI-AM) mencapai Rp22,29 triliun per Agustus 2019, atau tumbuh 38,53% sepanjang tahun berjalan.
Direktur BNI-AM Putut Endro Andanawarih menyampaikan, perkembangan dana kelolaan per 30 Agustus 2019 mencapai Rp22,29 triliun. Nilai itu menanjak 38,53% dibandingkan akhir 2018 sebesar Rp16,09 triliun.
“Kami tidak ada target angka khusus [AUM] sampai akhir 2019, yang jelas harapannya melampaui kinerja industri reksa dana,” tuturnya di Semarang, Selasa (10/9/2019).
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per pekan kedua Agustus 2019, total dana kelolaan reksa dana dari seluruh Manajer Investasi (MI) mencapai Rp540,72 triliun. Nilai itu meningkat 6,99% dari akhir tahun lalu sebesar Rp505,39 triliun.
Artinya, total dana kelolaan BNI-AM sementara ini unggul jauh dibandingkan kinerja industri secara keseluruhan.
Berdasarkan komposisi jenis produk terhadap total AUM Rp22,29 triliun, reksa dana terproteksi berkontribusi 55,23%, reksa dana saham dan campuran 16,41%, reksa dana pendapatan tetap 14,87%, reksa dana pasar uang 8,66%, serta Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) 4,82%.
Putut menyebutkan, produk unggulan reksa dana saham ialah BNI-AM Inspiring Equity Fund dengan imbal hasil 8,05% dalam 1 tahun per 9 September 2019, dan BNI-AM Nusantara ETF MSCI Indonesia (return 1 tahun 9,59%), dan BNI-AM Indeks IDX30 (return 1 tahun 7,84%).
Untuk produk pasar uang, andalan BNI-AM ialah BNI-AM Dana Likuid, dengan return 6,11% setahun terakhir. Total dana kelolaan di produk itu berkisar Rp2 triliun.
“BNI-AM Dana Likuid beberapa kali memenangkan penghargaan. Ini menjadi salah satu produk andalan kami, di samping RD saham yang memberikan return lebih menarik,” imbuhnya.
Dana Kelolaan BNI-AM Tumbuh 38,53 Persen ke Rp22,29 Triliun
Dana Kelolaan atau Asset Under Management (AUM) BNI Asset Management (BNI-AM) mencapai Rp22,29 triliun per Agustus 2019, atau tumbuh 38,53% sepanjang tahun berjalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Harga Kopi Makin Pahit Lagi
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
32 menit yang lalu
Intip Penjualan Nikel Daaz Bara (DAAZ) Saat Saham Masih Disuspensi
1 jam yang lalu