Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Menguat, IHSG Naik 0,55 Persen Pada Akhir Sesi I

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mempertahankan reboundnya bersama rata-rata bursa saham di Asia pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (14/8/2019).
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mempertahankan reboundnya bersama rata-rata bursa saham di Asia pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (14/8/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG naik 0,55 persen atau 34,18 poin ke level 6.245,14 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. 

Pada perdagangan Selasa (13/8), IHSG berakhir di level 6.210,96 dengan melemah 0,63 persen atau 39,63 poin. Indeks mulai bangkit dari pelemahannya dengan dibuka naik 0,72 persen atau 44,55 poin di level 6.255,51 pagi ini.

Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.240,2 – 6.274,57.

Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin sektor industri dasar (+1,27 persen) dan tambang (+0,94 persen). Adapun sektor aneka industri dan pertanian masing-masing turun 0,51 persen dan 0,36 persen.

Sebanyak 242 saham menguat, 137 saham melemah, dan 272 saham stagnan dari 651 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang masing-masing naik 0,93 persen dan 2,22 persen menjadi pendorong utama kenaikan IHSG siang ini.

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah mempertahankan reboundnya dan menguat 95 poin atau 0,66 persen ke level Rp14.230 per dolar AS, setelah berakhir terdepresiasi 75 poin atau 0,53 persen di posisi 14.325 pada Selasa (13/8).

Sementara itu, indeks Bisnis-27 naik 0,61 persen atau 3,35 poin ke level 550,26 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index naik 0,47 persen atau 3,11 poin ke posisi 670,58 pada akhir sesi I.

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata juga bergerak positif siang ini. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing menguat 0,91 persen dan 0,73 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,77 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 menguat 0,78 persen dan 0,84 persen masing-masing. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong terpantau naik 0,64 persen pukul 12.01 WIB.

Secara keseluruhan, bursa saham Asia menguat setelah pemerintah AS menyatakan akan menunda tarif pada beberapa produk China. Hal ini meredakan kekhawatiran bahwa perang dagang yang berlarut-larut akan membahayakan pertumbuhan global.

Pada Selasa (13/8) waktu setempat, Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan pemerintahan Trump akan menunda tarif 10 persen untuk barang-barang tertentu asal China, termasuk laptop dan ponsel, yang sedianya akan mulai diberlakukan pada 1 September.

“Kabar hari ini jelas baik. Minat untuk aset berisiko telah meningkat secara drastis," ujar Candice Bangsund, manajer portofolio dan pakar strategi alokasi aset global di Fiera Capital, Montreal, dilansir dari Reuters.

Sentimen positif dari keputusan tersebut mampu mengimbangi laporan melambatnya aktivitas perekonomian China pada Juli. Produksi industri mencatat pertumbuhan terlesunya sejak 2002, sedangkan penjualan ritel merosot akibat berlanjutnya ketegangan perdagangan.

Meski demikian, pada dasarnya pasar tetap rentan oleh konflik perdagangan AS-China yang masih jauh dari kata terselesaikan. Ketidakpastian tentang risiko politik seperti kerusuhan di Hong Kong juga tetap meresahkan investor.

"Ini tampaknya merupakan taktik rutin oleh presiden AS, yang menerapkan tekanan perdagangan terhadap China ketika saham berkinerja baik dan memilih untuk berkompromi ketika tidak berkinerja baik,” ujar Kenta Inoue, ekonom pasar senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, dilansir dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper