Bisnis.com, JAKARTA - PT Intraco Penta Tbk. mendiverifikasi portofolio bisnis untuk memitigasi risiko turunnya penjualan alat berat yang selama ini mendominasi pendapatan perseroan.
Investor Relations Strategist PT Intraco Penta Tbk. Ferdinand D. mengungkapkan perseroan melengkapi portofolio bisnis untuk memitigasi tertekannya penjualan alat berat. Lini bisnis yang digarap emiten berkode saham INTA itu khususnya yang menjamin pendapatan berulang atau recurring income.
“Salah satunya dengan masuk ke lini usaha kelistrikan sejak 2015 dengan membentuk anak usaha di bidang kelistrikan bernama PT Inta Daya Perkasa,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (6/8/2019).
Lewat entitas itu, INTA saat ini memiliki dua portofolio pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Satu fasilitas di Pulau Batam berkapasitas 2x55 megawatt (MW) telah beroperasi penuh sejak 2012 dan PLTU 2x100 MW di Bengkulu akan diuji coba awal 2020.
Selain itu, perseroan juga memiliki anak usaha di bidang pembiayaan yaitu PT Intan Baruprana Finance Tbk. Pihaknya mengklaim lini usaha itu sedang tumbuh setelah proses restrukturisasi.
“Dengan melengkapi portofolio bisnis tersebut, perseroan berharap adanya jaminan keberlangsungan bisnis di masa yang akan datang,” jelasnya.
Baca Juga
Pada semester I/2019, INTA mengantongi pendapatan Rp1,09 triliun, turn 28,57% secara tahunan dari Rp1,53 triliun pada Januari-Juni 2019.
Pendapatan usaha itu salah satunya bersumber dari penjualan alat berat yang nilainya mencapai Rp607,93 miliar pada 6 bulan pertama tahun ini. Raihan penjualan alat berat INTA melorot 42,72% dari Rp1,12 triliun pada semester I/2019.
Selain penjualan alat berat, pundi-pundi pendapatan INTA juga berasal dari penjualan suku cadang Rp216,66 miliar, pendapatan jasa Rp212,23 miliar, pembiayaan Rp30,39 miliar, manufaktur Rp28,7 miliar, dan lain-lain Rp2,33 miliar.
Di sisi lain, rugi bersih Intraco Penta membengkak 52,32% dari Rp52,52 miliar pada semester I/2018 menjadi Rp110,15 miliar pada semester I/2019.