Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dari Komentar IMF hingga Perang Dagang, Ini Sentimen yang Perlu Dicermati

IMF menilai perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan ekonomi stabil dan makro ekonomi yang terjaga. Selain itu, IMF menilai kebijakan yang diterapkan oleh Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas terkait telah berhasil memitigasi dampak tekanan eksternal yang terjadi sejak awal 2018.
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (22/6)./Antara-M Agung Rajasa
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (22/6)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA –  Sejumlah sentimen akan mempengaruhi pasar modal dan pergerakan nilai tukar hari ini, terutamadari tekanan global yang belum mereda, digerakkan oleh jari-jari Presiden AS Donald Trump yang kembali mencuit soal China.

Menurut tim riset PT Valbury Sekuritas Indonesia dalam keterangan tertulisnya hari ini, Kamis (2/8/2019), sejumlah sentimen domestik bernada positif datang dari komentar Dana Moneter Internasional (IMF), data inflasi, dan rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Apresiasi IMF

IMF menilai perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan ekonomi stabil dan makro ekonomi yang terjaga.  Selain itu, IMF menilai kebijakan yang diterapkan oleh Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas terkait telah berhasil memitigasi dampak tekanan eksternal yang terjadi sejak awal 2018.

IMF mengapresiasi upaya perbaikan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, serta reformasi di sektor pendidikan dan kesehatan. Ke depan. Bahkan, IMF menilai prospek perekonomian Indonesia tetap menjanjikan, meski juga menekankan perlunya menjaga kewaspadaan terhadap risiko khususnya dari eksternal yang masih mengemuka.

IMF juga menekankan pentingnya melanjutkan reformasi struktural, khususnya yang terkait dengan implementasi strategi penerimaan jangka menengah panjang dan pendalaman pasar keuangan.

Inflasi Juni

Inflasi Juli 2019 tercatat sebesar 0,31 persen MoM dan sebesar 3,32 persen YoY serta inflasi tahun kalender sebesar 2,36 persen Ytd. Penyebab utama inflasi kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, harga emas, dan uang masuk Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sementara itu, yang menyebabkan deflasi bawang merah, bawang putih, dan penurunan tarif angkutan darat, angkutan udara, angkutan antarkota, maupun kereta api.

Stabilitas Sistem Keuangan

Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyimpulkan Stabilitas Sistem Keuangan triwulan II 2019 terjaga dengan baik. Untuk growth semester II 2019 pemerintah akan memacu investasi, ekspor serta mendukung bidang pariwisata.

Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang relatif longgar diterapkan pemerintah dilakukan untuk terus mendorong pertumbuhan dan pengembangan dunia usaha. Demikian dengan berbagai kebijakan yang berpihak pada inovasi, pemerintah terus mendorong dunia usaha untuk terus melakukan terobosan baru yang mampu memberikan keunggulan kompetitif.

Sementara itu, untuk sentimen pasar dari luar negeri, Valbury menyoroti soal kebijakan suku bunga Amerika Serikat.

Suku Bunga The Fed

Keputusan The Fed menurunkan suku bunga 25 bps belum memberikan kepuasan bagi Presiden AS, Donald Trump. Seperti dalam pernyataannya mengatakan Gubernur Jerome Powell telah mengecewakan banyak pihak dengan strategi suku bunga yang kurang agresif untuk melawan risiko perang dagang dan mata uang.

Selain itu Trump juga mengomentari pidato Powell bahwa seharusnya memberikan kepastian tentang pemotongan suku bunga lanjutan, di mana dalam pidatornya Powell justru memberikan kesan bahwa ada opsi lain untuk menyelamatkan ekonomi selain dengan memangkas suku bunga.

Trump menghendai agar The Fed harus mendukung upaya pemerintahannya untuk menjadikan Amerika lebih kompetitif di antara saingannya seperti China dan sekutu di Eropa.

Perang Dagang

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen dari sisa tarif senilai US$300 miliar atas impor produk China mulai 1 September setelah para negosiator gagal membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS-China. Pernyataan Trump tersebut mengejutkan pasar di seluruh Amerika Serikat.

Prediksi IHSG  

Indeks harga saham gabungan diperkirakan bergerak mixed pada perdagangan hari ini, Kamis (2/8/2019). Kabar dari dalam negeri yang menjadi sentimen positif bagi pasar, masih terkendala faktor luar terutama dari AS setelah keputusan The Fed. “Bauran sentimen ini dapat mendorong IHSG bergerak mixed dengan peluang masih melemah terbatas pada perdagangan hari ini.”

Seacar teknikal, level support IHSG berada di 6.368, 6.354, 6.336, sedangkan level resistance 6.400, 6.418, 6.432, dengan tren mayor dan minor masih naik.

Valbury merekomendasikan buy untuk ASII, SMGR, PTBA, PNBN, CTRA, dan NIKL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper